Mayang Permata Sari Tarigan, Atlet Bulutangkis Asal Depok (2)

RADARDEPOK.COM, Tepat duduk di bangku SMP, Mayang mendapatkan beasiswa di Sekolah Bulutangkis Ragunan Jaya Raya. Latihannya gratis, mendapatkan raket, sepatu hingga satu stel seragam utama Jaya Raya. Hal itu terjadi sampai masuk Diklat Jaya Raya, bahkan menerima uang saku setiap bulan sampai usia 17 tahun. Kini, anak perempuan semata wayang ini diterima salah satu perguruan tinggi melalui jalur prestasi.

Laporan: Arnet Kelmanutu

Milenial Depok ini ternyata bisa dibanggakan Kota Depok, karena prestasinya yang sangat membanggakan kedua orang tuanya. Meski penampilan sangat unik, dan menarik hati. Tapi tak disangka beasiswa selalu dikantonginya pada setiap jenjang pendidikan.

Sambil ngemil kentang goreng saat berjumpa di tempat makan yang sama, Mayang menceritakan sejumlah prestasinya diselingi tawa kecil, karena juga tidak berpikir sampai sejauh itu. Tapi semua yang didapatkannya atas kemurahan hati Tuhan pada dirinya yang terus konsentrasi berlatih.

"Semua kemurahan Tuhan. Aku hanya berusaha, fokus berlatih dan belajar, biarpun waktu sekolah hanya sedikit karena lebih banyak latihan," ungkap anak bungsu itu.

Saat berlatih dari kelas 1 sampai 3 SMP, Mayang bebas dari biaya bulanan latihan hingga mendapat raket yang kerap dijual untuk kebutuhan. Belum lagi sepatu yang ada di kediamannya karena diberikan dari tempatnya berlatih.

Kadang, kata Mayang, bila ada rezeki dan berkat sponsor juga menawarkannya untuk menggunakan produksinya di setiap ajang kejuaraan yang berlangsung. Hal itu juga yang dikatakan perempuan smart ini sebagai sampingan, karena mendapat uang yang lumayan.

"Iya kadang suka dapat, biasanya orang tua yang dihubungin, mama aku ditelpon. Ada sekitar tiga sampai empat kali. Paling sering flypower," tambah Mayang.

Kini, ia beranjak dewasa, baru saja di terima di salah satu Universitas di Ibu Kota melalui jalur prestasi. Selain mejadi skuad timnas bulu tangkis Universitas tersebut, biaya kuliah setiap semester mendapat potongan hingga 50 persen, serta gratis biaya uang masuk alias uang pembangunan.

Hal ini didapatkan bukan tanpa perjuangan, Mayang pernah melakukan tes di salah satu Universitas Negeri ibu kota hingga instansi kepolisian melalui jalur prestasi, namun tidak sesuai rencana.

"Sekarang aku fokus jalanin yang sudah aku dapat, biar membuahkan hasil yang baik," tuturnya. (bersambung)

 

Jurnalis: Arnet Kelmanutu

Editor: M. Agung HR