RADARDEPOK.COM, DEPOK – Erupsi Gunung Semeru, tentu membuat iba siapa saja. Tak mau cuma meratapi nasib, relawan dari berbagai daerah meluncur kesana. Membantu para korban.
Salah satu yang sigap, Senkom Rescue. Relawan Senkom Mitra Polri ini, siap membantu pemerintah bersama BNPB atau Basarnas. Itu semua telah tertuang dalam MoU antara Senkom Mitra Polri dengan BNPB maupun Basarnas.
Untuk korban Semeru, Senkom Rescue dengan gerak cepat berkordinasi dengan BNPB menurunkan tim setempat guna membantu warga yang terdampak.
“Kami kerahkan anggota Senkom Rescue dari Senkom Lumajang, Malang untuk membantu mengatasi warga yang terdampak bencana erupsi gunung Semeru. Sejak awal kejadian saya kordinasikan dengan Senkom wilayah terdekat, yakni Senkom Lumajang dan Malang, mereka dengan sigap langsung gerak cepat, karena mereka memang sudah terlatih,” ungkap Ketua Umum Senkom Mitra Polri, Katno Hadi kepada awak media, belum lama ini.
Ketua Biro Penanggulangan Bencana & SAR Senkom Jatim, Lukman Hakim, bersama anggota Senkom Rescue Kabupaten Malang, mengaku bergerak cepat membantu mengevakuasi warga terdampak Erupsi Gunung Semeru Lumajang, Jawa Timur dari sejak awal kejadian.
Kata Lukman, dirinya mendapat instruksi Sekretaris Senkom Jatim, Wahjoe Soetiono, untuk terus memantau perkembangan dan selalu berkoordinasi dengan BPBD setempat dan Relawan lain utamanya anggota Senkom Kabupaten Lumajang untuk mengetahui kondisi wilayah dampak erupsi Semeru dan jalur mana yang bisa dilewati.
“Kami selalu koordinasi dengan Senkom Lumajang untuk mengetahui kondisi dan mengerahkan rekan-rekan Senkom membantu para korban terdampak letusan Semeru”, kata Lukman
Lanjut Lukman, Jembatan Gladak Perak jalur utama arah Lumajang-Malang terputus total sehingga warga di 2 Kecamatan yakni Kecamatan Pronojiwo dan kecamatan Tempursari terisolasi tidak ada akses jalan lagi menuju Kota Lumajang.
“Ribuan warga di Desa Supiturang Kec. Pronojiwo dan Desa Sumberwuluh Kec. Candipuro Kab. Lumajang mengungsi ke Masjid dan di Kantor Desa serta dititik-titik yang dianggap aman,” tandasnya.
Bicara bencana di Indonesia. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 99 persen kejadian bencana sepanjang 2020 merupakan bencana hidrometeorologi. Dari 2.952 kejadian, 1.080 kejadian di antaranya adalah banjir, 880 angin puting beliung, 577 tanah longsor, 326 kebakaran hutan dan lahan, dan 29 kekeringan. Banjir, tanah longsor dan puting beliung menjadi tiga bencana yang paling banyak menelan korban meninggal dan hilang, termasuk erupsi gunung berapi.
Kejadian bencana di tahun 2021 telah mengakibatkan korban jiwa meninggal 549 orang dan 74 orang hilang serta kerusakan 134.621 rumah dan 3.597 fasilitas umum. (rd/arn)
Jurnalis : Arnet Kelmanutu
Editor : Junior Williandro