Selain bernuansakan metal padang pasir, Chudaiva Conspiracy juga menyajikan perpaduan musik etnik tanah air, mulai dari musik Dayak, Bali, dan berbagai daerah lainnya di Indonesia.
Laporan : Indra Abertnego Siregar
RADARDEPOK.COM, Pada saat awal pembuatan projek Chudaiva Conspiracy, Adev Chudaiva memang memfokuskan pada instrumen – instrumen arabic sebagai patern musiknya, selain lantunan distorsi dan tabuhan drum dengan teknik double pedals. Seiring berjalannya waktu, Adev mempunyai ide baru, yaitu menggabungkan musik metal, dengan instrumen aribic, serta instrumen etnik di Indonesia.
“Saya mengajak teman musisi dari Bali, Minang, dan Dayak, untuk menggarap beberapa lagu dalam projek saya ini,” ujar Adev dikediamannya.
Pilihannya dalam mengajak musisi etnik tanah air tak lain untuk mempromosikan instrumen-insturmen daerah di Indonesia yang sangat banyak ragamnya.
“Saya mau ngajak musisi etnik karena buat saya, musik etnik itu banyak warna dan sudah hampir langka yang mau memainkan. Kalau bukan kita, siapa lagi yang mau melestarikan Budaya Indoesia, salah satunya alat musiknya,” tuturnya.
Sejak terbentuk tahun 2020 hingga saat ini, Chudaiva Conspiracy sudah menetaskan tiga buah lagu, dengan beragam instrumen yang memadukan berbagai etnik baik tanah air dan jajirah Arab.
“Chudaiva Conspiracy ini ingin menyuarakan musik religi dan sosial politik yang terjadi saat ini. maka itu saya bikin tiga lagu dengan judul Nafsu Pengakuan, Bersyukur, dan Air,” bebernya.
Setiap lagu yang ada dalam projek ini memiliki makna dan diksi yang mendalam. Seperti misalnya lagu Nafsu Pengakuan. Lagu ini mengisahkan tentang tanda-tanda akhir zaman, yang mana saat ini banyak pemimpin ingin menguasai dunia.
“Kalau nafsu terlalu besar sangat berbahaya, contohnya nafsu ingin menguasai dunia, nafsu ingin menjatuhkan negara, dan nafsu jahat lainnya,” terangnya.
Lalu, lagu Bersyukur mengajak pendengarnya untuk tetap bersyukur apapun kondisinya, kapanpun di manapun, manusia harus bersyukur dengan apa yang terjadi dalam dirinya. Kemudian, lagu Air menggambarkan sebuah elemen yang menggabungkan semua unsurdalam dunia ini begitu pula dengan kehidupan.
“Saya sih sekarang lagi mencoba memasarkan karya saya ini ke Benua Eropa,” imbuhnya. (bersambung)
Editor : Junior Williandro