Pondok Pesantren Hidayatullah Cilodong berdiri diatas lahan 1.200 meter persegi. Didalamnya, terdapat sekolah sampai kawasan kebun gizi hidroponik. Hasil kebun tersebut, digunakan untuk memberikan pendidikan gratis untuk para santri, sampai untuk makanan para santri.
Laporan : Arnet Kelmanutu
Jejak Pondok Pesantren Hidayatullah patut dijadikan teladan, bukan hanya bermanfaat untuk pendidikan ilmu agama dan sosial melainkan berinofasi melalui tanaman yang dapat menghidupi aktifitas pesantren, termasuk santri.
Pria muda bernama Mahmudin (33) menjadi sosok dibalik kesuksesan Kebun Gizi Hidroponik yang mampu membuat Ponpes tersebut tidak memungut biaya kepada santri alias gratis.
"Makanan santri dan pengurus juga kami ambil dari tanaman disini," katanya sambil menunjukan tanaman hidroponik tersebut.
Berdiri didalam lahan seluas 1200 meter persegi, Mahmudin secara teratur merawat tanaman, mulai menyiram, memberi pupuk, sampai menjaga dari sengatan sinar matahari agar terjaga dengan kualitas baik.
Tak hanya dirinya sendiri, Mahmudin kerap mengajak paea santri untuk belajar bersama dalam dunia bercocok tanam, karena tanaman tersebut telah memberikan kehidupan.
Mahmudin yang ditunjuk pengurus sebagai pengelola Kebun Gizi Hidroponik, mendapatkan pemasukan untuk membiayai pendidikan santri secara gratis karena menjual hasil tanaman ke pasar.
"Sebagian keuntungan dari penjualan sayuran hidroponik dialokasikan untuk subsidi pendidikan gratis kepada sejumlah santri," jelas Mahmudin ketika berbincang.
Kebun ini memang diciptakan untuk mendukung atau mensubsidi yang sekolahnya tidak bayar. Di sini ada TK sampai Perguruan Tinggi. Bagi yang Perguruan Tinggi hampir seluruhnya regular itu menginap 100 persen gratis untuk biaya kuliah mereka. "Jadi ada asrama untuk mereka yang datang dari daerah-daerah, semua itu gratis," kata Mahmudin. (*)
Editor : Junior Williandro