Senin, 22 Desember 2025

Depok Alami Inflasi 0,85 Persen

- Minggu, 10 April 2022 | 22:55 WIB
ilustrasi
ilustrasi

RADARDEPOK.COM, DEPOK - Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok mengeluarkan data inflasi yang terjadi di Kota Depok. Data yang dikeluarkan merupakan kurun Maret 2022.


Kepala BPS Kota Depok, Mufti Swaghara mengatakan, di Kota Depok terjadi inflasi sebesar 0,85 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 110,11. Dari 11 kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, yakni kelompok makanan, minuman & tembakau sebesar 1,65 persen.


Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya sebesar 1,95 persen, kelompok perlengkapan, peralatan & pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,17 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen,” kata Mufti, Minggu (10/4).


Dia melanjutkan, kelompok transportasi sebesar 0,08 persen, kelompok rekreasi, olahraga, & budaya sebesar 0,70 persen, kelompok penyediaan makanan & minuman/restoran sebesar 0,03 persen, dan kelompok perawatan pribadi & jasa lainnya sebesar 0,79 persen.


Sedangkan tidak ada kelompok yang mengalami deflasi. Sementara kelompok yang tidak mengalami perubahan, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, dan kelompok pendidikan,” ucapnya.


Menanggapi data tersebut, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Depok, Sidik Mulyono mengakui, pada Maret 2022 Kota Depok memang mengalami Inflasi sebesar 0.85%.


Namun, dari 90 kota yang menjadi tempat perhitungan Indeks Harga Konsumen yang menjadi dasar perhitungan inflasi oleh Badan Pusat Statistik pada bulan Maret 2022 ini ada 88 Kota mengalami Inflasi dan hanya dua Kota yang mengalami Deflasi.


Selain itu, tingkat Inflasi Kota Depok masih lebih rendah daripada Kota Bogor sebesar 0.97% dan Kota Tasikmalaya sebesar 1.04% dari 7 Kota IHK di Jawa Barat,” bebernya.


Dia menjelaskan, tingkat inflasi kumulatif dari Januari-Maret 2022, Kota Depok sebesar 1.63% masih lebih rendah dari Kota Bogor sebesar 1.64% dan Kota Tasikmalaya sebesar 1,98% walaupun lebih tinggi jika dibandingkan dengan DKI Jakarta sebesar 0,85% dan Nasional sebesar 1,20%


Tingkat Inflasi di Kota Depok yang meningkat jangan langsung disimpulkan sebagai sebuah hal yang negatif. Karena pengendalian inflasi bukan sekedar adu kecil - kecilan atau rendah – rendahan tingkat inflasi. Tetapi inflasi harus dapat dikendalikan pada tingkat yang sesuai dengan target nasional, yakni 3+-1%,” terangnya.


Oleh karena itu, sambung Sidik, selama tingkat inflasi masih berada dalam kisaran target maka inflasi dapat dimaknai masih terkendali, bahkan diharapkan ini menjadi pertanda bahwa Roda Perekonomian di Kota Depok kembali menggeliat, di mana permintaan atas beberapa komoditas mengalami peningkatan yang juga dapat diartikan bahwa daya beli masyarakat Kota Depok masih terjaga baik dan dapat melakukan transaksi perdagangan.


Hal ini pun ditambah dengan adanya data historis inflasi yang mana setiap akan memasuki bulan ramadhan tingkat inflasi hampir di semua kota akan mengalami peningkatan akibat dari adanya tekanan permintaan yang meningkat juga,” imbuhnya.


Dia menambahkan, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Depok dalam upaya pengendalian inflasi di Kota Depok menjelang dan selama Ramadhan dan Idul Fitri 1443 telah melaksanakan rapat koordinasi (Rakor) High Level Meeting (HLM) TPID, Sidak pasar, dan mengeluarkan Surat Edaran Wali Kota Depok tentang Upaya Pengendalian Inflasi dan Stabilisasi Harga Pangan.


Selain itu, untuk menyikapi Dinamika Perubahan Harga Minyak Goreng melalui Disdagin Kota Depok telah bekerjasama menyelenggarakan Operasi Pasar Murah Minyak Goreng Curah, bekerjasama dengan Kemendag dan Operasi Pasar Murah Minyak Goreng Kemasan bekerjasama dengan Bulog Subdivre Cianjur.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X