RADARDEPOK.COM, DEPOK - Insiden pintu perlintasan kereta api Rawageni yang nyaris meremggut nyawa seorang pengendara mobil, ternyata masih berlanjut ke babak berikutnya. PT KAI berencana menutup perlintasan permanan. Simalakama. Pasalnya, warga tentu akan dirugikan. Bakal memutar lebih jauh.
Terlepas dari tuntutan yang dilayangkan PT KAI pada korban Ahmad Yasin yang dinilai menerobos palang pintu perlintasan kereta. Kini perusahaan kereta api tersebut akan menutup perlintasan yang dianggap ilegal.
VP Public Relations KAI, Joni Martinus menerangkan, pada wilayah Daop 1 Jakarta, KAI memprogramkan penutupan perlintasan sebidang pada 67 perlintasan sebidang di tahun 2022. Sembilan dkiantaranya berada di wilayah Depok dan Bogor.
"Jadi memang sudah kita rencanakan penutupan permanen pada beberapa pintu yang tidak layak sesuai dengan aturan transportasi," terangnya kepada Radar Depok, Minggu (24/4).
Dilanjutkan Joni, sampai dengan April 2022, telah ditutup 7 perlintasan sebidang. Untuk lokasi lainnya, saat ini masih dalam proses koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan kewilayahan setempat.
Ia menjabarkan, sebenarnya penutupan atau tidaknya pintu perlintasan sebidang ada di tangan pemerintah setempat, sebab hal tersebut tertuang dalam aturan yang ada.
Sesuai UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, Pasal 94 Penutupan perlintasan sebidang yang tidak mempunyai izin dilakukan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah. "Sepertinya kalau diliat dari peraturan tersebut sudah jelas sekali," tegasnya.
Bila dilihat dari pantauan Radar Depok ada 10 perlintasan kereta api yang dijaga warga setempat untuk memudahkan akses masyarakat setempat, mulai dari Stasiun Citayam dari Stasiun UI.
Adapun jaraknya sepanjang 13 kilometer, artinya sejauh jarak tersebut KAI hanya memiliki dua perlintasan secara resmi, pertama di Jalan Dewi Sartika dan di perlintasan Pondok Cina.
Terpisah, penjaga pintu perlintasan kereta api rawageni, yang menjadi lokasi insiden tabrakan antar mobil dan kereta, Ahmadi menyampaikan, kalau sampai saat ini perlintasan masih aktif dilalkui kendaraan roda dua.
"Sampai sekarang masih aktif pintunya. Karena ini jadi akses penring untuk warga setempat," jelasnya saat dikonfirmasi di lokasi.
Ia juga menyampaikan, beberapa waktu sebelumnya petugas dari PT KAI menyambangi lokasi tersebut, yang rencananya akan menutup secara permanen pintu perlintasan yang tidak resmi sepanjang citayam.
Namun dipastikannya, warga sangat keberatan dengan keputusan tersebut jika tidak ada solusi yang dalam hal ini akses jalan untuk melewati perlintasan kereta api. "Kemarin sempat ditinjau tapi saya sampaikan apa sudah bicarakan pada warga setempat," kata Ahmadi.
Diketahui, pintu perlintasan rawageni sudah ada sejak puluhan tahun, dan sangat membantu warga untuk akses karena memotong waktu yang cukup panjang.