RADARDEPOK.COM, DEPOK – Syaipudin yang akrab disapa Ustad Syaipudin El Curugie baru saja pulang ke rumahnya, di Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari. Dia baru saja menyelesaikan pelaksanaan ibadah haji tahun 2022.
Tokoh Agama Kelurahan Curug ini mengaku ibadah haji perdananya di tahun ini memiliki kenangan tersendiri. Hal ini lantaran suka duka yang dialaminya saat hendak berangkat melaksanakan perintah agama tersebut.
Dia mengatakan keberangkatan hajinya tahun ini merupakan percobaan yang ketiga dia lakukan, setelah sempat gagal berangkat hampir tiga kali.
“Saya itu sudah diamanahkan Pemerintah Kota Depok untuk menjadi tim pendamping haji daerah (TPHD) Kota Depok tahun 2020. Tapi gagal karena pandemi Covid-19,” katanya, Selasa (26/7).
Dia mengungkapkan, di tahun 2021 dia juga mencoba lagi berangkat haji sebagai TPID, akan tetapi kembali gagal karena Pemerintah Saudi belum membuka kegiatan ibadah di sana. namun di tahun 2022 ini dia kembali diusulkan dalam TPID Kota Depok. setiap kegiatan seleksi sudah diikutinya dengan baik, akan tetapi dia gagal berangkat karena kuota dari Pemerintah Saudi terbatas.
Namun, yang membuatnya sempat bersedih adalah, tiba-tiba di tengah kegagalannya ada sebuah nama yang muncul dan dinyatakan lolos sebagai TPHD Kota Depok. padahal, menurut Ustad H. Syaipudin orang tersebut tidak pernah ikut tes sama sekali karena gagal di seleksi administratif lantaran tidak memiliki gelar sarjana agama.
“Saya kaget kok nama dia muncul dan dinyatakan lolos, akan tetapi ujung-ujungnya dia batal berangkat juga, karena dia makai nomor milik TPHD milik orang lain dari daerah lain juga. Intinya di Depok tidak ada TPHD yang berangkat tahun ini,” bebernya.
Sedih sudah pasti dirasakannya, akan tetapi sepertinya ibadah benar-benar merupakan panggilan Allah SWT untuk umatnya. Ustad H, Saepudin yang sudah dipastikan gagal berangkat ke tanah suci melalui jalur TPHD tiba-tiba mendapat kabar jika dia akan diberangkatkan haji dengan jalur Furoda atau jalur undangan Raja Arab Saudi.
“Setelah tahu saya gak lolos TPHD, Pimpinan Gerakan Ayo Depok Haji Anwar langsung mendatangi rumah saya. Haji Anwar nanya ke saya paspor kamu mana. Saya tanya, untuk apa pak Haji. Dia hanya bilang udah sini aja. Yah kita kan gak tahu ya maksud pak Haji Anwar apa, akhirnya paspor kita kasih,” terangnya.
Setelah paspornya dibawa Haji Anwar kurang lebih setengah hari, Haji Anwar kembali menemui Ustad H. Syaipudin. Kedatangannya tentunya membawa kabar bahagia yang tak pernah terbayangkan oleh Ustad H. Syaipudin.
“Saya didaftarin Haji Furoda sama beliau melalui travel Daarul Shafa. Dia langsung bilang ke saya, udah ente siap-siap berangkat haji besok pagi,” kenangnya.
Selayaknya ‘ketiban durian runtuh’ Ustad H. Syaipudin gembira bukan kepalang, sekaligus kaget dan tak mampu berkata – kata karena didaftarkan Haji Furoda oleh Haji Anwar. Hal ini dikarenakan seluruh biaya keberangkatan haji dan akomodasi ditanggung oleh Haji Anwar.
“Haji Anwar itu buat saya ibarat Allah mengutus kalau kita sebut malaikat dalam wujud manusia menurut saya. Dia membiayai penuh ibadah saya Rp 320 juta lebih,” bebernya.
Dia menambahkan, pelaksanaan ibadah Haji Furoda tidak beda jauh dengan Haji Reguler. Bedanya jemaah Haji Furoda hanya beribadah inti seperti Tawaf Ifadah, Wukuf, Mabit, dan Tahalul. Untuk waktu yang ditempuh lebih singkat dibanding haji reguler.
“Saya di Saudi 20 hari, kalau reguler 40 hari. Selama di sana saya lebih banyak di Masjid Nabawi karena saya ikut membantu mengantar jemaah haji yang sudah lanjut usia. Walau saya berangkat sebagai jemaah, tapi panggilan hati saya tetap ingin mendampingi jemaah lain, khususnya jemaah lanjut usia,” pungkasnya. (rd/dra)
