Berbagai kegiatan sudah dibahas sebelumnya, berkaitan dengan karir gemilangnya usai lulus SMEA di Kalimantan, disela-sela kesibukannya sebagai Ketua Pengurus Cabang (Pencab) Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) Kota Depok, Dessiana juga kerap hobi bermain Mobile Legend bersama anak-anak tercintanya hingga mendirikan tim e-sports.
Laporan : Aldy Rama
RADARDEPOK.COM, Seperti biasa, suasana rumah yang begitu nyaman dan lingkungan yang asri terlihat begitu indah di kediamannya yang berada di Perumahan Jatijajar, Blok C, RT2/11, Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Kota Depok.
Senyum yang begitu ramah dari perempuan berhijab tersebut tampak menawan, seraya ia mempersilahkan awak Radar Depok memasuki ruang tamu di kediamannya, suguhan berupa segelas kopi hitam pun diberikan sebagai sajian dikala siang itu yang diletakkan di depan sofa lembutnya.
Perbincangan hangat pun tak terelakan. Penuh canda tawa, yang kala itu sedang membahas seputar hobi di luar kerjanya selaku Ketua Pencab IKASI Kota Depok. Memang sungguh di luar dugaan, Dessiana yang merupakan mantan TNI AD ternyata hobi juga bermain gim, khususnya Mobile Legend.
“Anak saya kan tiga-tiganya sudah remaja, dan mereka juga senang main Mobile Legend. Dari situlah mereka mengajak saya untuk main bareng, saat awal-awal season kalau tidak salah saya mulai Mobile Legend, sekitar tahun 2017. Karakter andalan saya adalah Miya yang skinnya sudah Legend,” ungkapnya seraya tertawa.
Dengan detailnya ia menjelaskan, karakter yang dimilikinya ada 86, total penampilan total kosmetik in-game 94. Betapa senangnya ia bermain game tersebut hingga melibatkan anak-anaknya untuk bermain bersama. Bentuk cinta kepada anak-anaknya melalui bermain Mobile Legend bersama merupakan hal yang berbeda dibanding orangtua lainnya.
Seiring berjalannnya waktu, Dessiana pun sampai mendirikan tim e-sports bernama Rezsulchan (RSC), yang diambil dari nama ketiga anaknya, yakni Rezcha, Sultan dan Chandra.
Bentuk kecintaannya dengan game Mobile Legend, Dessiana pun menuangkannya dengan membuat tiga film pendek kepada game Mobile Legend.
“Sampai saya membuat tiga kali film pendek tentang RSC, yang saya produseri dan dibantu dengan sutradara saya,” ungkapnya dengan bangga.
Dessiana mengungkapkan, ia cukup senang dengan generasi yang maju, dengan keadaan situasi dan kondisi modernisasi saat ini, berarti anak-anak remaja juga turut mengikuti. Dirinya selaku orangtua yang memiliki tiga anak dengan hobi bermain permainan yang sama, Dessiana pun mendukung sekaligus mengawasi anak-anaknya dengan ikut di dalamnyam, selama itu masih positif.
“Saya rasa Mobile Legend pun permainan yang positif, tergantung bagaimana seseorang menyikapinya. Dalam permainan tersebut, tentunya setiap pemain bisa melatih kekompakan, keterampilan, dan lain sebagainya. Makanya di zaman sekarang ini e-sports dijadikan sebagai cabang olahraga,” jelasnya.
Mobile Legend, bagi Dessiana ibaratkan sebagai struktur organisasi yang bekerja dengan porsinya masing-masing yang membentuk sebuah kekompakan tim di dalamnya.
“Karena dalam Mobile Legend itu ada lima karakter yang berbeda, mereka satu sama lain memiliki Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) yang berbeda dalam sebuah permainan. Istilahnya, jika dikaitkan dengan sebuah lembaga, mereka pun sama-sama memiliki tujuan yang sama, dan memiliki tupoksi yang berbeda juga,” tandas Dessiana (*)