RADARDEPOK.COM, DEPOK - Isu diskriminasi yang terjadi di SMAN 2 Depok, Jalan Gede, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya kembali mencoreng kehidupan yang beragam di Kota Depok. Padahal, akurasi dari informasi tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya.
Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono mengatakan, berdasarkan yang info yang diperolehnya dari pihak SMAN 2 Depok. Seluruh kegiatan siswa telah difasilitasi, baik kegiatan agama ataupun ekterakulikuler lainnya.
"Jadi isu yang beredar adalah kesalahpahaman dan tidak benar terjadi diskriminasi," ungkapnya kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Menurut Imam, ada dua poin yang mencuat terakit isu diskriminasi tersebut. Pertama, siswa tidak diperbolehkan menggunakan ruangan kelas. Kedua, pembubaran ekskul Rohani Kristen (Rohkris).
Kedua isu tersebut, beber Imam, telah dibantah oleh pihak sekolah yang menyatakan bahwa kejadian itu hanya sebuah persoalan miss informasi.
Kepala Kantor Kemenag Kota Depok, Enjat Mujiat mengatakan, sebagai instansi terkait dalam persoalan tersebut telah meminta kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bijak dalam menggunakan media sosial.
Sebab, penggunaan media sosial yang berlebihan atau tidak bijak dapat memicu beredarnya kabar tidak benar seperti dugaan intoleransi ataupun diskriminasi.
"Hindari penggunaan medsos yang berlebihan, tinggalkan postingan atau upload hal yang bersifat negatif dan tidak bermanfaat, bermedsoslah secara bijak," tegasnya.
Untuk diketahui, guru agama Kristen di SMAN 2 Depok sempat membuat heboh jagat maya karena memunculkan adanya isu diskriminasi pada sekolah tersebut. (rd/ger)
Jurnalis : Gerard Soeharly
Editor : Junior Williandro
