RADARDEPOK.COM, DEPOK - Meski jumlah kasus penyakit Demam Berdarah (DBD) di Kota Depok pada tahun ini terjadi penurunan, namun angka kematiannya justru lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2021.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, jumlah warga terjangkit DBD di Kota Depok mencapai 1.823 kasus pada Januari hingga September Tahun 2022. Namun, 13 orang dilaporkan meninggal dunia akibat gigitan nyamuk belang tersebut.
"Dan di 2022 ini hal yang cukup memprihatinkan untuk kita adalah kasus kematian akibat DBD yang sampai Bulan September kemaren sudah 13 kasus," ungkapnya dalam launching Kampung Berbatik di RW15 Pancoranmas, Selasa (13/10).
Mary menjelaskan, kasus DBD di Kota Depok meningkat tajam dari Tahun 2020 ke 2021 yakni sebanyak 3.155 kasus. Kasus tertinggi ada diwilayah Kecamatan Pancoranmas sebanyak 516 kasus, disusul Kecamatan Beji sebanyak 499 kasus dan Kecamatan Sukmajaya 457 kasus.
"Ada kenaikan dua kali di Tahun 2021 yakni terdapat kasus sebanyak 3.155 dan ada 2 kematian pada Tahun 2021," ujarnya.
Berangkat darisitu, beber dia, Dinkes Kota Depok melakukan sejumlah upaya pencegahan dan penanganan, salah satunya melalui, program Kampung Bersih Bebas Jentik (Berbatik) di RW 15, Kelurahan Pancoranmas dan RW 17 Kelurahan Beji.
"Latar belakang dari kegiatan Kampung Berbatik ini adalah bahwa penyakit demam berdarah masih menjadi permasalahan di Indonesia dan di Kota Depok," tutur Mary.
Selain Kampung Berbatik, jelas Mary, pihaknya juga menggencarkan gerakan 3 M, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 1 rumah 1 Juru Pemantau Jumantik (Jumantik).
"Vaksin maupun obat untuk demam berdarah saat ini belum di temukan. Sehingga, pencegahan pemberantasan penyakit demam berdarah yang paling efektif adalah dengan pemberatasan melalui, 3 M ini sudah rutin dilakukan, sepekan sekali melakukan PSN," paparnya.
Dia menandaskan, langkah pencegahan penyakit DBD lewat program Kampung Berbatik dinilai lebih efektif sebab, prinsip dasar program tersebut berbasis komunitas.
"Karena kami meyakini bahwa, demam berdarah ini tidak bisa diatasi oleh pemerintah daerah tapi harus semua komponen yang ada ikut terlibat sehingga, kami mendorong dan mengajak semua masyarakat untuk terlibat dalam penanganan demam berdarah," pungkas Mary. (rd/ger)
Jurnalis : Gerard Soeharly
Editor : Junior Williandro