RADARDEPOK.COM, DEPOK – Menjelang hari ibu, DPC Harpi Melati Kota Depok menggelar lomba tata rias pengantin berkerudung, lomba tata rias pengantin Nusantara komersiil, dan seminar Tata Rias Pengantin Depok, berlangsung di D’Mall Jalan Raya Margonda, Jumat (16/12).
Ketua DPC Harpi Melati Kota Depok, Ir. Hj. Atiek Warih Setiawati, SPd, MM mengatakan, kegiatan dimulai pada pukul 10.00 wib hingga selesai dengan menggelar dua kegiatan utama.
Pertama, lomba tata rias pengantin berkerudung, dan lomba tata rias pengantin Nusantara Komersil. Kedua adalah seminar tata rias pengantin Depok.
“Alhamdulillah antusias peserta cukup tinggi, mayoritas peserta berasal dari Kota Depok, meski pun dari Jakarta juga ada. Tujuan utama kami yaitu ingin agar perias-perias muda di Kota Depok ikut berperan aktif dalam kegiatan kami sebagai perias pengantin. Dengan menggelar kegiatan ini menambah banyak wacana yang dapat mereka pelajari. Sehingga bisa lebih handal dan terampil,” ungkap Atiek kepada Radar Depok.
-
Selain itu lanjutnya, tentunya berharap agar perias-perias ini kompeten dibidang tata rias pengantin. Diketahui, peserta ada 45 orang. Terdiri dari 20 yang TRP berkerudung, dan 25 TRP Nusantara Komersil.
“Juri berasal dari Jakarta yang berkompeten dibidangnya. Yaitu pak M. Rais, SPd, MM dari DPP Harpi Melati, perias pengantin kemudian juara lomba. Dan narasumber pengantin Betawi, Padang, dan lain-lain. Lalu ibu Hj. Dede Kuraesih, SE anggota DPP Harpi Melati, perias pengantin, kemudian juara lomba,” terangnya.
Event ini merupakan salah satu program kerja dari DPC Harpi Melati Kota Depok kegiatan menjelang hari ibu. Adapun kegiatannya berkisar tentang seminar maupun lomba.
“Kami berharap, yang paling utama adalah merangsang para perias-perias muda untuk mau belajar dan mengetahui tentang pengantin-pengantin tradisional dengan pakemnya, yang betul-betul sesuai dengan daerahnya masing-masing,” tuturnya.
-
Atiek menilai, karena setiap daerah mempunyai ciri khas, hal itu harus dihormati. Dan kita tidak bisa seperti perias-perias lain, yang tidak melalui Pendidikan, biasanya mereka belajar otodidak, hingga terkadang informasi yang diterima tidak komplit.
“Tetapi kalau betul-betul perias belajar dengan mengikuti pelatihan di lembaga kursus, dan kemudian dilanjutkan uji kompetensi di lembaga sertifikasi kompetensi, kami merasa bahwa perias yang baru lulus itu sudah kompeten di bidangnya. Karena itu kami berharap perias-perias muda di Kota Depok ini mulai berbenah, karena persaingan juga akan makin tinggi,” ucap Atiek.
Ia mengatakan, semua orang dituntut tidak hanya bisa merias pengantin, tetapi harus kompeten di bidangnya. Bukan hanya sekedar merias wajah, tetapi juga harus tahu tentang bagaimana membuat sanggul, memakaikan busana, sehingga tidak ada kesalahan dalam pemakaiannya.
“Kami berharap dengan seringnya mengadakan kegiatan seperti ini perias - perias muda akhirnya bisa terpacu terus, kemudian membuka wawasannya dia. Bahwa ilmu pengantin itu luas, dan kita harus banyak belajar untuk itu,” pungkasnya. (**/gun)
