Sangat disayangkan sekali. Situ yang seharusnya menjadi tempat resapan dan penampungan air malah terbengkalai. Jadi tempat tumbuhnya tanaman liar. Seperti situ yang terletak di tepi Jalan Mangga Raya, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan Kota Depok. Diketahui, situ tersebut merupakan lokasi bekas jajahan Belanda dan Jepang, sekitar tahun 90-an silam.
Laporan : Aldy Rama
RADARDEPOK.COM, Mungkin Tolib Sahari menjadi salah satu sesepuh di Pasir Putih, yang hafal betul ketika Belanda datang sebagai penjajah kala itu, yang menguasai beberapa wilayah, salah satunyna Pasir Putih.
Salah satu peninggalan Belanda yang diingat betul adalah Situ Pasir Putih, merupakan situ buatan yang digagas oleh Belanda. Memerintahkan pribumi untuk membuat situ yang luasnya kurang lebih 8 hektar, yang saat ini disebut warga sekitar sebagai Situ Gugur.
Awak Radar Depok datang menyambangi salah satu rumah tokoh masyarakat sekaligus sesepuh Pasir Putih, di Jalan Mangga III, RT6/2, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan. Dia adalah Tolib Sahari, putra asli Pasir Putih kelahiran 1931.
Meskipun usianya yang sudah mencapai 91 tahun, ia masih mengingat betul bagaimana situ yang saat ini disebut warga sekitar adalah Situ Gugur. Faktanya dulu dikenal sebagai Situ Pasir Putih, merupakan situ buatan yang dibuat ketika masa penjajahan Belanda silam.
“Dulu situ ini dikenal dengan nama Situ Pasir Putih, situ ini digagas oleh Belanda, yang memerintahkan pribumi untuk membangun situ, yang ke dalaman di tengahna mencapai kurang lebih 6 meter,” ucap ayah enam anak tersebut.
Tolib menjelaskan, kala itu belanda menguasai wilayah Pasir Putih, karena kekuasaan dipegang belanda hampir sepenuhunya, mereka perintahkan pribumi untuk membangun situ, yang diperuntukkan untuk mengelola hasil bumi Indonesia, salah satunya tumbuhan karet, yang saat itu perkebunan di Kota Depok didominasi pohon karet.
“Dahulu Situ Gugur ini berfungsi sebagai campuran olahan untuk menggiling karet, padi dan berbagai kebutuhan pangan zaman Belanda, yang kala itu dikelola oleh pribumi berdasarkan perinbtah Belanda, karena pada zaman itu hampir sepenuhnya Belanda berkuasa sepenuhnya atas lahan-lahan perkebunan,” jelas Tolib.
Berkaitan dengan penggilingan karet, Situ Gugur ternyata ada hubungannya dengan gentong air Bedahan, yang terletak di Jalan H Sulaiman, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, memiiki kaitan dengan Situ Gugur yang saat ini lahan tersebut entah milik siapa.
“Pegawai pabrik karet yang dikelola oleh Belanda, memanfaatkan situ buatan tersebut sebagai bahan campuran untuk produksi karet, karena kala itu perkebunan di sini didominasi tumbuhan karet,” ucap dia memungkasi. (Bersambung)
Editor : Junior Williandro