SEMARAKKAN : Sejumlah komentator pada turnamen KTI CUP X di Lapangan Perigi, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Senin (11/11). FOTO : DICKY/RADAR DEPOKRADARDEPOK.COM, BEDAHAN – Suara yang keluar dari pengeras suara menambah semarak turnamen KTI Cup X di Lapangan Perigi, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan. Keberadaan komentator yang terus berucap selama perjalannya pertandingan menjadi pewarna turnamen sepak bola tahunan tersebut, Senin (11/11).
Salah satu komentator KTI Cup X, Jabeng Iskandar mengatakan, menjadi komentator pertandingan sepak bola bukan merupakan hal mudah. Komentator harus mampu berbicara selama pertandingan berlangsung dengan intonasi yang berbeda sehingga menjadi penyemarak jalannya pertandingan.
“Terkadang intonasi harus datar dan tinggi saat pertandingan,” ujar Jabeng kepada Radar Depok.
Jabeng mengungkapkan, selama delapan tahun telah berkecimpung menjadi komentator pertandingan sepak bola. Selain KTI Cup X, Jabeng kerap mendapat panggilan menjadi komentator sepak bola di lapangan Brimob Kelapa Dua. Untuk menjaga kondisi, mengkonsumsi air putih menjadi andalannya untuk menghindari dahaga dan suara serak.
Jabeng menjelaskan, menjadi komentator sepak bola harus jeli terhadap nama pemain dari dua kesebelasan yang berlangsung. Dia mampu berkomentar cepat selama 17 menit sambil sesekali melihat daftar susunan pemain. Apabila kelelahan dia kerap bergantian dengan rekan komentator lainnya yakni Kijau dan Ojit Turaga.
“Kalau sudah lelah saya istirahat sejenak dan diteruskan rekan saya,” ucap Jabeng.
Masih ditempat yang sama, Ojit Turaga menuturkan, berkecimpung menjadi komentator berawal dari turnamen voli antar lingkungan. Namun, sejak 2007 kerap di minta menjadi komentator sepak bola di wilayah Kecamatan Sawangan. Selama turnamen KTI pertama hingga saat ini, Ojit selalu menjadi komentator.
Ojit mengatakan, komentator sepak bola harus menjadi pewarna pada turnamen, sehingga menarik antusias penonton. Komentator dapat menjadi pendamping jalannya pertandingan dan memberikan informasi kepada penonton nama pemain kedua kesebelasan. Ojit mampu berkomentar selama 20 menit dengan mengatur ritme suara selama berjalannya pertandingan. Ojit mencontohkan, apabila terjadi serangan dari salah satu tim ke tim lainnya, dia berusaha meninggikan intonasi dan kecepatan suara. Namun, apabila jalannya pertandingan terkesan lambat dalam permainan, dia akan merendahkan intonasi suara.
“Kami harus pandai mengatur intonasi sehingga menjadi daya tarik dalam pertandingan maupun penyelenggaraan turnamen,” tutup Ojit. (rd)Jurnalis : Dicky Agung Prihanto (IG : @iky_slank)Editor : Pebri Mulya