MENANG: Atlet taekwondo, Adam Yazid Ferdyansyah saat memenangkan pertandingan. FOTO : ISTIMEWA   Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) menjadi tempat para atlet mengasah bakat yang memang dimilikinya. Seperti halnya Adam Yazid Ferdyansyah yang memulai pengalamannya di SKO Ragunan, Cilandak. Laporan: Putri Disa Kiftiani RADARDEPOK.COM - Adam melanjutkan ceritanya dengan santai di tempat yang berbeda. Melalui ponsel. Pada 2014, setelah lulus dari SMP Baktijaya, Tapos, Depok. Dia langsung mengikuti seleksi di Sekolah Khusus Olahragawan (SKO). Jalannya begitu dipermudah, Adam diizinkan untuk masuk ke SKO. Menjadi anak tunggal yang terbiasa hidup bergantung kepada orang tua, kini Adam harus keluar dari zona nyaman. Salah satunya meninggalkan kedua orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan. Saat itulah, Adam mulai terbiasa latihan taekwondo dua kali sehari. “Saat itu mulai intens latihannya,” ujar Adam. Kabar baik menyertainya, walau masih duduk di kelas satu SMA, Adam sudah dipanggil untuk masuk ke tim nasional. Saat itu, dia mengikuti pertandingan Chuncheon Korea Open pada tahun 2015. Walau sebelumnya telah memenangkan dan mengikuti pertandingan. Namun, dia mengaku, pertandingan tersebut merupakan kali pertama pertandingan di luar negeri alias internasional. Terpilih masuk ke tim nasional untuk mewakili Indonesia di Korea ternyata tidak cukup, Adam pulang ke Indonesia membawa sebuah medali perak. Hadiah tersebut dibawanya karena telah memenangkan pertandingan, saat itu Adam juara dua. Kepulangannya ke Indonesia, dia kembali belajar layaknya anak SMA pada umumnya. Namun, tetap diselingi dengan berlatih di pagi dan sore hari. Tahun berikutnya, Adam kembali dipanggil untuk mewakili Jawa Barat untuk mengikuti training camp. Training camp kali itu dilakukan di Korea selama dua bulan. Dua bulan bukan merupakan waktu yang sebentar. MENANG : Atlet taekwondo, Adam Yazid Ferdyansyah saat memenangkan pertandingan. FOTO : ISTIMEWA   Adam mesti beradaptasi dengan dengan cuaca dan juga lingkungan sekitar. Kegiatan yang dilakukan di Korea juga tak jauh berbeda dengan kegiatannya di Indonesia. Seperti biasa, Adam melakukan latihan. Dan dua kali pertandingan. Perlu diketahui, Adam tidak hanya sendiri mewakili training camp di Korea. Ada beberapa kawan lainnya juga yang mewakili Jawa Barat pada saat itu. Dari dua pertandingan, yaitu Jeonju Korea Open 2016 dan PAR Gyeongju Korea Open 2016. Adam memenangkan satu diantaranya saat Jounju Korea Open, Adam menang juara satu. Dan kembali membawa pulang medali emas. Adam kembali lagi ke Indonesia dengan perasaan bangga dan tentunya perasaan rindu kepada kedua orang tuanya. Disela kesibukannya, ia menyempatkan diri untuk selalu pulang ke rumah, kesibukannya. Apalagi saat itu, Adam juga ikut dalam PON yang diselenggarakan di Bandung. “Aku kalau pulang ke rumah paling sabtu minggu,” tambah Adam. Di tahun ketiga menduduki bangku sekolah SMA, Adam semakin disibukan dengan latihan yang semakin intens. Belum lagi saat itu menjelang Ujian Nasional. Seperti tak kenal lelah, tahun itu Adam kembali dipanggil menjad tim nasional untuk mewakili Indonesia. Ada tiga pertandingan saat itu, yaitu PAR Kazakhstan Open 2017, PAR Islamic Solidarity Games di Azerbaijan 2017, dan PAR World Universiade di China Taipe 2017. Sambil tertawa kecil, dia mengungkapkan saat itu pertandingannya tidak menghasilkan apa-apa alias kalah. Namun, dia juga sangat bersyukur telah mewakili Indonesia untuk ke internasional. “Kalau dalam pertandingan kalah menang sudah biasa, jadi saya menanggapinya dengan santai. Yang penting sudah usaha semaksimal mungkin,” tutupnya. (*)   Jurnalis : Pebri Mulya