pendidikan

192 Hafidz Diwisuda

Jumat, 23 Februari 2018 | 11:55 WIB
SANI/RADAR DEPOK
TERBAIK: Enam wisudawan terbaik terdiri dari TPA hingga SMP mendapat selamat dari Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna, kemarin (22/2). DEPOK– Yayasan Pendidikan As Sa'adatain menggelar wisuda tahfidz di halaman sekolah yang berlokasi di Jalan Pintu Air 3, Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere, kemarin (22/2). 192 hafidz quran yang terdiri dari TPA hingga SMP diwisuda. Hadir pula Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna. Pradi Supriatna mengatakan, kegiatan acara ini sangat positif untuk mewujudkan siswa yang berkarakter, unggul, dan religius sesuai visi Kota Depok. Dirinya sangat mendukung dengan metode pembelajaran yang dilakukan sekolah dengan menekankan pada nilai agama. “Ini merupakan benteng pertahanan keimanan untuk anak. Pendidikan yang mencetak generasi unggul itu bukan hanya memahami Alquran, tetapi harus hafal dengan ayatnya,” kata Pradi. Dia menginginkan metode belajar di Yayasan Pendidikan As Sa'adatain dapat dicontoh sekolah lain, khususnya negeri. Agar ketika siswa lulus, memiliki bekal agama yang cukup untuk masa depannya. “Sudah saatnya guru dan orang tua di lingkungan bersinergi menciptakan suasana yang kondusif untuk anak belajar agama. Karena mereka adalah calon pemimpin kita di masa depan. Jadi tugas kita harus berikan bekal yang terbaik,” kata Pradi. Di lokasi yang sama, Ketua Yayasan Pendidikan As Sa'adatain, Ahmad Kosasi mengatakan, wisuda tahfidz merupakan agenda rutin tahunan serta menjadi syarat wajib bagi siswa untuk mendapatkan ijazah akademik. “Untuk TK targetnya hafal surat pendek, SD harus hafal Juz 30 dan surat-surat pilihan. SMP harus Juz 29 dan 30,” kata Kosasi. Sebelum siswa diwisuda, mereka harus mengikuti munaqosah atau sidang yang dilakukan oleh pihak sekolah bekerjasama dengan para alumni yang notabennya juga seorang tahfidz. “Harus dari pihak luar yang menentukan mereka layak lulus atau tidak, supaya lebih fair,” tutur Kosasi. Yayasan Pendidikan As Sa'adatain menerapkan setiap pagi sebelum mulai kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa membaca Alquran selama 45 menit. Kemudian menyetor hafalan ke guru, begitu juga dilakukan sebelum KBM berakhir. “Kami juga butuh dorongan orang tua. Jadi mereka hafalan di rumah, di sekolah tinggal menyetor hafalannya saja. Kegiatan belajar di kelas juga berkaitan dengan hafalan, itu juga buat mempercepat setoran mereka,” tutup Kosasi. (cr3)

Tags

Terkini

LDKS jadi Fondasi Kepemimpinan Siswa SMKN 3 Depok

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:15 WIB

Perayaan Natal TK dan SD Kwitang 8 PSKD Penuh Sukacita

Senin, 15 Desember 2025 | 21:57 WIB