SANI/RADAR DEPOK EDUKASI: Tim pengabdian masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UI berfoto bersama 20 kader Posyandu Kelurahan Pengasinan-Bedahan usai memberikan edukasi selama dua hari, 30-31 Juli 2018, di Puskesmas Pengasinan.DEPOK – Masa anak usia kurang dari dua tahun merupakan bagian dari masa emas anak atau yang dikenal 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Masa tersebut merupakan titik dimana pertumbuhan dan perkembangan anak.
Bila baik asupannya tentu perkembangannya akan baik, jika tidak maka anak mengalami gangguan tumbuh kembang.
Persoalan tersebut menjadi perhatian bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) untuk membenahi masalah yang terjadi di Kecamatan Sawangan, khususnya Kelurahan Pengasinan dan Bedahan.
Melalui kegiatan pengandian masyarakat (Pengmas), Tim dari FKMUI memberikan Pelatihan Kader dan penyuluhan kepada Ibu yang memiliki bayi atau anak bawah dua tahun (Baduta), Senin-Selasa (30-31/7).
Tim Pengmas FKM UI, Trini Sudiarti mengatakan, tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader dalam memberikan konseling kepada ibu baduta. Tentang makanan yang harus dikonsumsi oleh anak mereka. Terutama, Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
“Jika MP-ASI pertama kali diberikan tidak tepat waktu (kurang dari 6 bulan) serta kualitas yang tidak terjamin mutunya. Hal itu dapat mengakibatkan anak mengalami gangguan gizi, mudah terkena penyakit, dan gangguan pertumbuhan pada anak,” kata Trini kepada Radar Depok.
Guna memberikan pengetahuan kepada masyarakan, lanjut Trini, pihaknya melatih 30 kader dari 10 posyandu di dua Kelurahan tersebut. Karena, diketahui angka Stunting (kurang gizi) di wilayah tersebut dinilai cukup tinggi.
“Mereka (kader) diberikan materi konseling gizi dan praktek penyiapan MP-ASI, setelah itu selama tiga bulan kedepan langsung praktek kepada 20 ibu baduta untuk tiap posyandu,” jelasnya.
Pelatihan tersebut merupakan kerjasama Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) UI dengan Puskesmas Pengasinan. Selama tiga bulan ke depan, para kader akan didampingi dan dinilai hasil kinerja serta angka Stunting di wilayah tersebut.
Sementara itu, petugas gizi Puskesmas Pengasinan, Ruri Harini mengatakan, kader merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat. Selain konseling, mereka juga harus memberikan edukasi makanan yang baik untuk bayi kepada para ibu.
“Hari ini (kemarin, red) diajarkan cara memasak makanan yang lumat, lunak, selingan, formula, dan keluarga. Nanti mereka harus berikan informasi ini kepada ibu-ibu di posyandu,” terangnya.
Melalui pelatihan ini, pihak Puskesmas Pengasinan berharap, para kader mampu melakukan komunikasi informasi dan edukasi tentang MP-ASI kepada ibu baduta.
“Saat penilaian nanti di tiap bulannya semoga angka Stunting selalu menurun. Jadi, daerah kami bisa terbebas dari masyarakat khususnya anak yang kekurangan gizi,” pungkas Ruri. (san)