SANI/RADAR DEPOK Pengabdian Masyarakat: FKM UI melatih guru Sdit Ummu'l Quro belajar kebugaran jasmani pada siswa selama dua hari, di aula SMPIT Ummu'l Quro, Jalan H. Sinda, Kelurahan/Kecamatan Beji.DEPOK – Menjaga kebugaran bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa, melainkan harus diperhatikan sejak dini mungkin. Selama dua hari, tanggal 1 hingga 2 Agustus 2018, Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) mengadakan pelatihan kebugaran jasmani pada siswa SDIT Ummu'l Quro.
Tim Pengmas FKM UI, Tiara Amelia mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan karena adanya masalah yang terjadi di SDIT Ummu'l Quro terkait tingkat obesitas pada siswa. Dengan begitu pihaknya melakukan pelatihan kepada para guru guna mencegah dan menanggulangi masalah yang ada.
“Sebelumnya kami sudah melakukan assessment (penilaian) pertama bulan Juni, hasilnya pengetahuan siswa terhadap aktivitas fisik baik. Hanya saja saat praktek masih banyak yang tidak menerapkannya. Itu yang jadi permasalahan,” kata Tiara kepada Radar Depok.
Kota Depok memiliki prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) tertinggi di Jawa Barat. Sebabnya karena kurang aktivitas fisik pada anak usia kurang lebih 10-12 tahun.
Tidak terkecuali di SDIT Ummu'l Quro, yang masih memiliki angka anak gemuk 101 orang (20.24%) dan obesitas sebanyak 102 orang (20.04%). Angka lebih tinggi dibanding angka nasional 40.28%.
Melalui kegiatan pengmas ini, pihak FKM UI dengan Dinkes Depok dan Puskesmas setempat mengajarkan para guru untuk mengubah pola aktifitas fisik untuk siswa. Hal itu supaya ke depan, tingkat obesitas pada anak didik menurun.
“Di sini diajarkan guru harus tahu faktornya, yakni pengukuran kebugaran siswa, senam peregangan di sela-sela jam belajar, yang terpenting segala aktifitas gerakan otot (fisik),” ujar Tiara.
Rencananya akan dilakukan pembinaan selama satu minggu kedepan, setelah itu para guru harus melakukannya secara mandiri kepada siswa.
Kepala SDIT Ummu'l Quro, Indri menyambut baik pelatihan tersebut. Ia berharap para guru bisa menjadi jembatan untuk menekan angka obesitas pada anak didik.
“Ini menjadi PR yang sangat penting bagi kami, untuk itu ke depan kami akan terus berusaha mengikuti arahan yang ada. Semoga sekolah lain dapat menjadikan sekolah kami sebagai percontohannya,” ujar Indri. (san)