RADARDEPOK.COM - Yayasan Masyarakat Peduli Indonesia (YMPAI), berkolaborasi dengan Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Kota Depok, menghelat pelatihan konselor bagi Rumah Konseling Keluarga Indonesia (RKKI), pada Sabtu (17/7).
Direktur YMPAI, Julie Rostina menyebutkan, RKKI lahir dari keprihatinan akan situasi mental masyarakat di masa pandemi Covid-19. Menurut survei Kesehatan Mental pada Keluarga, yang diteliti oleh YMPAI tahun 2020 lalu, bahwa hampir 60 persen keluarga Indonesia mengalami stres.
“Tekanan hidup di masa pandemik sangatlah besar. Adanya rumah konseling ini bertujuan untuk memberikan pelayanan daring melalui konselor, dan turut membantu memberdayakan, dan menyelesaikan permasalahan terkait keluarga dan kesehatan mental masyarakat Indonesia, terutama di Kota Depok, “ ujar Julie.
Turut hadir Kepala Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga atau DPAPMK, Nessi Annisa Handari, didampingi Ketua Puspaga Kota Depok, Yulia Oktavia. Nessi sangat mengapresiasi kegiatan RKKI, ia juga sependapat bahwa pembangunan tidak hanya pada pembangunan fisik. Seperti infrastruktur, juga harus beriringan dengan pembangunan keluarga.
“Ketika keluarga rapuh maka pembangunan tak bisa berjalan. Selain itu pembangunan tak hanya dilakukan sendiri, namun perlu dukungan elemen masyarakat, “ ungkap Nessi.
Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB tersebut mengangkat tema pelatihan bertajuk ”Menjadi Konselor yang Dirindu“, yang menghadirkan narasumber psikolog, Marnaria A. Martinis.
Psikolog yang akrab disapa Zia ini berpendapat, bahwa seorang konselor yang dirindu artinya mampu memberikan kenyamanan pada klien, dalam menyelesaikan masalahnya. Proses konseling meliputi membangun relasi, memahami kedalaman masalah klien, serta membantu memberikan solusi terbaik bagi klien.
“Perlu dibangun pemahaman, bahwa klien bukan penderita sakit mental. Konseling sifatnya membantu dan memberdayakan, dan yang terpenting konseling merupakan sebuah proses, artinya konseling terhadap satu orang, dengan yang lainnya memiliki karakter dan permasalahan yang beragam, sehingga akan mempengaruhi proses konseling, “ tambah Zia.
Salah satu peserta pelatihan konselor Woro Tri Utami merasa beruntung mengikuti pelatihan, Baginya selain memperluas relasi, pastinya menambah pengetahuan.
“Nara sumber yang sangat menguasai materi, lalu disampaikan dengan menarik dengan bahasa yang mudah dipahami. Pelatihan hari ini benar-benar bisa menjadi panduan bagi teman-teman konselor untuk melaksanakan amanah di RKKI,“ pungkas Tri. (gun/**)Editor : M Agung HR