SANI/RADAR DEPOK
BERIKAN ARAHAN: Guru SDIT Al Haraki menuntun para siswa belajar membatik dalam kegiatan Haraki's Day, kemarin (11/4). DEPOK – Metode belajar bukan hanya terus-terusan bersifat materi. Tetapi bisa dibarengi dengn action atau tindakan. Siswa level I SDIT Al Haraki belajar tentang budaya Indonesia yang dikemas dalam kegiatan Haraki's Day, Rabu (11/4). Ketua Pelaksana Level I, Erni mengatakan, Haraki's Day merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh masing-masing kelas sesuai dengan tema yang dipelajari. Dengan kata lain, kegiatan ini merupakan tempat siswa merealisasikan materi yang di dapat menjadi nyata. “Jadi anak-anak tidak hanya belajar materi saja terus-terusan, tetapi juga harus dipraktekkan langsung. Karena kita juga pakai kurikulum 13,” kata Erni kepada Radar Depok, ditemui di sekolah, Jalan Belimbing 3, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoranmas. Tema yang dipilih level I, lanjut Erni, adalah “Cintai Budaya Nusantara”. Hal tersebut senada dengan tema yang tengah dipelajari siswa selama di kelas yakni semua yang berhubungan dengan Indonesia. “Kami belajar tentang budaya-budaya yang ada Indonesia, apa saja, dan juga lagi belajar pengenalan warna-warna,” lanjutnya. Erni menjelaskan, untuk merealisasikan sesuai pelajaran yang didapat siswanya, di haraki's day kali ini mereka belajar semuanya yang berhubungan dengan batik. Dimulai dari fashion show, belajar membatik, sampai menonton film bersama mengenai batik. “Kami pilih batik karena salah satu aset Indonesia yang sudah diakui oleh dunia dan dikenal oleh masyarakat, dan juga motif batik itu kan berwarna. Jadi pas, semua unsur yang dipelajari di kelas ada di batik,” jelasnya. Erni berharap, setelah mengikuti rangkai kegiatan tersebut, siswa-siswanya dapat semakin cinta dengan budaya yang ada di Indonesia terutama batik. “Tadinya batik identik dengan orangtua, tapi sekarang harus diubah. Kita harus akui dan tidak boleh lagi malu kalau pakai batik. Dan juga harus bangga kalau batik punya Indonesia,” tandasnya. (cr3)