IST FOR RADARDEPOK
WASPADA SEJAK DINI: Fakultas Matematik dan IPA (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) berkolaborasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikia (BMKG), sosialisasi terkait gempa bumi kepada siswa di Jakarta Pusat.
DEPOK – Jakarta dan Depok memang bukan daerah yang dikelilingi gunung berapi. Namun dua daerah tersebut termasuk yang terdampak oleh gempa bumi.
Pengamat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikia (BMKG), Admiral Musa Julius menjelaskan mengenai potensi bencana di Bandung.
“Jika kalian berdiri di atas Bandung, maka kalian berdiri di pusat gempa karena terdapat sesar Lembang yang membentang panjang,” kata Musa saat menjadi pembicara dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) Program Studi Geologi dan Geofisika di hadapan 160 siswa yang bersekolah di bilangan Jakarta Pusat.
Musa menjelaskan, hasil kajian sesar Lembang yang berpotensi memicu gempa berkekuatan M=6.8 bahwa Di wilayah Kota Bandung memang terdapat struktur Sesar Lembang dengan panjang jalur sesar yang mencapai 30 km.
“Hasil kajian menunjukkan bahwa laju pergeseran Sesar Lembang mencapai 5,0 mm/tahun, sementara itu hasil monitoring BMKG juga menunjukkan adanya beberapa aktivitas seismik dengan kekuatan kecil,” jelasnya.
FMIPA UI juga mengundang Muhammad Harvan, pengamat dari BMKG. Dalam presentasinya, ia menuturkan hal-hal yang harus dilakukan ketika menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami.
“Jauh sebelum bencana terjadi, keluarga yang tinggal di daerah rawan bencana harus memperhatikan cara menata barang agar tidak membahayakan saat bencana terjadi,” tutunya.
Selain itu, lanjut Harvan, jika seseorang sedang berada di lantai atas saat gempa terjadi disarankan untuk bersembunyi di bawah meja atau mendekatkan diri dengan tiang di pojok ruangan karena tiang tersebut merupakan pondasi utama rumah atau gedung.
Ia juga menyampaikan bahwa gempa bumi dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan sekunder seperti kebakaran.
Staf pengajar Prodi Geologi FMIPA UI, Reza Syahputra mengatakan, bahwa prodinya akan melaksanakan kegiatan simulasi mitigasi bencana sebagai kelanjutan dari kegiatan sosialisasi ini. Ia pun berharap dengan dilakukannya sosialisasi ini membuat masyarakat lebih siap ketika bencana tersebut benar-benar terjadi untuk meminimalisir jatuhnya korban.
“Penting untuk memahami potensi dan bahayanya. Jadi masyarakat harus tahu melakukan apa jika terjadi gempa,” katanya. (san)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 08:15 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 23:15 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 08:35 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB
Senin, 15 Desember 2025 | 21:57 WIB
Senin, 15 Desember 2025 | 08:25 WIB
Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 12 Desember 2025 | 08:45 WIB
Jumat, 12 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 12 Desember 2025 | 08:25 WIB
Jumat, 12 Desember 2025 | 08:05 WIB
Kamis, 11 Desember 2025 | 17:56 WIB
Kamis, 11 Desember 2025 | 12:31 WIB
Kamis, 11 Desember 2025 | 08:25 WIB
Rabu, 10 Desember 2025 | 08:25 WIB
Rabu, 10 Desember 2025 | 08:00 WIB
Selasa, 9 Desember 2025 | 14:18 WIB