SANI/RADAR DEPOK
KUALITAS: Fasilitator Daerah Kota Depok, Dede Sulaeman sedang memberikan penjelasan tentang Sekolah Model dalam kegiatan Pendampingan 2 tahun ke-2 yang diadakan dua hari di SDN Cinangka 2, Selasa (28/2). DEPOK – Fasilitator Daerah Kota Depok, Dede Sulaeman mengatakan, untuk menjadi Sekolah Model ada beberapa hal yang harus diperhatikan, dan semua itu terangkum dalam delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Tetapi dari delapan hal tersebut, sekolah kerap mendapatkan nilai merah di standar sarana dan prasarana (Sarpras). Menurut Dede, hal tersebut karena untuk melengkapi sarpras di sekolah memerlukan kerjasama dengan beberapa pihak, baik itu dari pemerintah, masyarakat dan stakeholder lainnya. Oleh karena itu, sarpras sulit untuk melengkapi dan menyesuaikan dengan SNP. “Berdasarkan rapot Penyaminan Mutu Pendidikan (PMP) di sekolah, yang kerap merah dari delapan standar adalah tentang sarpras,” ucapnya kepada Radar Depok usai kegiatan Pendampingan 2 tahun ke-2 yang diadakan di SDN Cinangka 2, Selasa (28/2). Dede menuturkan, oleh karena itu, dalam kegiatan pendampingan tersebut ada beberapa hal untuk bisa menopang sarpras di sekolah bisa maksimal. Salah satunya tentang penguatan guru-gurunya. Dimana, masih ada guru yang belum memiliki Pendidikan  Guru Sekolah Dasar (PGSD). Oleh karena itu, ada penguatan standar proses, yakni meningkatkan mentalitas, sifat, dan kinerja mereka. Jika sarpras lengkap, tetapi gurunya tidak berkualitas, nantinya sarana dan prasarana tersebut tidak akan bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. “Mutu siswa tergantung dari mutu atau kualitas gurunya. Oleh karena itu, perlu ada pendampingan dalam meningkatkan kualias guru,” jelasnya. Dalam Pendampingan 2 tahun ke-2 yang diadakan dua hari tersebut, dilangsungkan di SDN Cinangka 2 yang merupakan satu-satunya Sekolah Model di Kecamatan Sawangan. Sedangkan, untuk SD imbas yang ikut serta, yakni SDN Cinangka 1, 3, 4, 5 dan SD Muhammadiyah Cinangka. (san)