Senin, 22 Desember 2025

Bekali Warga Binaan Keterampilan, Vokasi UI Pengabdian Masyarakat di Lapas

- Rabu, 26 September 2018 | 10:24 WIB
IST FOR RADARDEPOK
PEMBINAAN: Kegiatan pengabdian masyarakat kepada warga binaan permasyarakatan yang dilakukan civitas akademik Pendidikan Vokasi UI di Lapas III Cilampayan, Desa Pasir Tanjung, Cikarang, Kabupaten Bekasi. DEPOK – Warga binaan Lembaga Permasyarakatan (Lapas) III Cilampayan, Desa Pasir Tanjung, Cikarang, Kabupaten Bekasi, mendapat pembekalan keterampilan oleh civitas akademik Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI). Melalui Program Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Vokasi UI, kegiatan yang mengedepankan aspek teknologi ini diharapkan bisa menjadikan warga binaan sebagai wirausaha setelah bebas dari Lapas. Ketua Pengmas Vokasi UI, Rahmi Setiawati mengatakan, stigma masyarakat terhadap mantan narapidana (napi) masih negatif yang berdampak pada sulitnya mencari pekerjaan ketika mereka keluar dari Lapas. Untuk itu diperlukan keterampilan khusus untuk menjadi seorang wirausaha. “Lapas sebagai tempat pembinaan tidak hanya memberikan kontribusi dari segi keterampilan tetapi harus mampu menciptakan wirausaha dari mantan narapidana,” kata Rahmi. Adapun jenis keterampilan yang diberikan kepada warga binaan antara lain, produksi pembuatan roti, pembuatan kaligrafi dan cendramata, produksi bahan dari plastik hasil kerja sama dengan PT Glori Karsa Abadi, dan pembuatan keset dari bahan perca. Rahmi menjelaskan, peran Lapas memang harus mampu menciptakan wirausaha bagi mantan napi. Sebab, ketika warga binaan permasyarakatan sudah diberikan keterampilan sebelumnya. Tentu kemampuan untuk menghasilkan produk hasil karya akan semakin berkembang. “Perlu adanya sistem yang mengkoordinir mulai dari produksi yang memiliki daya saing hingga pemasaran. Seperti pendekatan aspek teknologi, sehingga produk unggulan hasil karya warga binaan masyarakat dikenal oleh masyarakat luas baik skala nasional hingga internasional,” jelasnya. Keterkaitan kampus bisa memberikan instrumen pendampingan sebagai faktor penting dalam meningkatkan kapasitas perkembangan warga binaan pemasyarakatan dengan menstimulisasi dan bergerak dalam ranah yang berkelanjutan (sustain). “Mulai dari membentuk pola pikir menjadi wirausaha dengan keterampilan yang telah dimiliki. Sehingga menghasilkan produk-produk tertentu melalui marketing digital, sebagai peluang pemasaran online melalui marketplace,” ujar Rahmi. Melalui kegiatan ini warga binaan dapat meningkatkan promosi yang mampu menciptakan branding produk hasil karya yang dihasilkan. Selain itu performance kapasitas warga binaan pemasyarakatan ketika bebas akan menjadi wirausaha. Baik dari sisi investasi dan partisipasi menjadi agen perubahan yang memiliki daya saing. "Dengan adanya perubahan ini, kedepan mampu meningkatkan kesejahteraan dan peningkatan ekonomi di Indonesia,” ucap Rahmi. Terkait hal ini, UI telah menjalankan sejumlah program kerja di Lapas Cilakarang. Pertama, mengidentifikasi produk unggulan warga binaan pemasyarakatan melalui pemetaan produk hasil karya warga binaan pemasyarakatan, melakukan pemetaan untuk menentukan kriteria peserta yang akan dilakukan pembinaan, wawancara dengan kalapas, serta diskusi untuk menentukan bakat dan harapan mereka pasca bebas. Kedua, melakukan pembinaan dan membangun kesadaran tentang wirausaha malalui workshop selama dua hari. Tujuannya memberikan pembekalan membangun kesadaran mereka tentang konsep diri agar menjadi wirausaha dan pengenalan tentang marketing digital. Ketiga, membuat prototype website. Jadi hasil dari pengabdian masyarakat adalah memberikan keterampilan, pengetahuan dan pengembangan yang diberikan kepada warga binaan pemasyarakatan. Hal ini dimulai dari kemasan produksi yang dihasilkan hingga kemasan sampai pada kegiatan pemasaran melalui online, dengan harapan terbentuknya website untuk memasarkan secara online hasil produksi dari para warga binaan. “Setelah narapidana bebas, diharapkan bisa melanjutkan kembali membuat pemasaran secara online dari produk yang dihasilkan berdasarkan keterampilan yang dimiliki. Sehingga pasca bebas, para narapidana bisa menghasilkan uang dan meningkatkan kesejahteraan melalui wirausaha, dan stereotype negatif tidak menjadi beban bagi para narapidana,” tutup Rahmi. (san)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

LDKS jadi Fondasi Kepemimpinan Siswa SMKN 3 Depok

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:15 WIB

Perayaan Natal TK dan SD Kwitang 8 PSKD Penuh Sukacita

Senin, 15 Desember 2025 | 21:57 WIB
X