Senin, 22 Desember 2025

Siswa SMAN 5 Depok Juara Lomba Short Film

- Kamis, 27 September 2018 | 10:15 WIB
SANI/RADAR DEPOK
DAPAT REWARD: Siswa SMA Negeri 5 Depok mendapatkan apresiasi dari pihak sekolah usai keluar sebagai juara 1 dalam lomba pembuatan film pendek di Smanti Short Film Competition (SSFC) 2018 tingkat Jabodetabek. DEPOK – SMA Negeri 5 Depok kembali membuktikan kompetensi siswa-siswinya melalui prestasi. Kurang lebih dalam tiga bulan sudah banyak meraup juara dari berbagai lomba. Terakhir, lima orang siswa yang tergabung dalam 1 kelompok keluar sebagai juara 1 pembuatan film pendek di Smanti Short Film Competition (SSFC) 2018 tingkat Jabodetabek. Muhammad Raffi Iskandar Putra sebagai ketua tim mengatakan, sesuai dengan tema yang ditetapkan yakni 'berbicara dengan budaya'. Mereka berlima membuat film tentang tiga orang sahabat bernama Bimo, Alfi, dan Reza yang memiliki nasib berbeda. Diantara ketiganya, hanya Bimo yang memiliki nasib baik. “Reza diskors di sekolahnya karena ketahuan mencontek, Alfi ditolak karyanya disuatu studio rekaman, Bimo bernasib baik dan menjadi penengah diantara keduanya. Mereka berdua mengeluhkan kondisinya ke Bimo sembari menyampaikan persepsinya menurut perspektif masing-masing. Bimo juga memberikan saran terhadap apa yang menimpa keduanya,” kata Raffi kepada Radar Depok. Raffi menjelaskan, film tersebut terdapat dua perspektif baik dari korban budaya buruk dan pelaku budaya buruk. Sekaligus bentuk realisasi dari unek-unek mereka terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Seperti, mencontek sudah menjadi budaya di Indonesia agar para murid mendapat nilai bagus. “Guru bilang tidak apa-apa nilai jelek tapi hasil sendiri daripada nilai bagus karena menyontek. Yang terjadi dilapangan tidak sesuai. Guru lebih senang murid mendapat nilai bagus, walaupun tidak tahu itu hasil nyontek atau tidak. Dan murid bangga dengan nilai bagus itu padahal hasil menyontek,” jelasnya. Alasan kedua dari pembuatan film itu, lanjut Raffi, selain menyontek budaya yang sudah mendarah daging di Indonesia adalah kurangnya menghargai terhadap karya-karya anak bangsa. Ini yang menjadi sebab karya anak bangsa lebih dihargai di luar negeri daripada dalam negeri. “Disamping unek-unek itu, saya juga suka membuat film-film pendek dan sering ikut lomba juga untuk mengasah kemampuan,” terang Raffi. Bukan hanya Raffi dan tim yang merasa bangga dengan karyanya. Tetapi pihak sekolah pun turut merasakan. Wakil Kepala SMAN 5 Bidang Kesiswaan, Sugiarti menuturkan, dengan capaian ini para siswa lain dapat termotivasi untuk mengikuti jejak Raffi dan tim. “Semoga menjadi penyemangat untuk berkreasi lebih inovatif lagi di event yang akan datang dan sukses selalu di masa depan,” tutup Sugiarti. (san)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

LDKS jadi Fondasi Kepemimpinan Siswa SMKN 3 Depok

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:15 WIB

Perayaan Natal TK dan SD Kwitang 8 PSKD Penuh Sukacita

Senin, 15 Desember 2025 | 21:57 WIB
X