SANI/RADAR DEPOK
SIMPOSIUM: Mahasiswa dan dosen Vokasi Komunikasi Universitas Indonesia mengikuti kegiatan Simposium Nasional Pendidikan Periklanan 2018, di Gedung Kompas, Jakarta.
DEPOK – Pendidikan Vokasi merupakan solusi bagi Indonesia untuk membentuk generasi penerus bangsa yang memiliki keterampilan spesialis untuk siap bekerja, khususnya di bidang Periklanan. Hal itu disampaikan oleh Ketua Prodi Vokasi Komunikasi UI, Devie Rahmawati saat Simposium Nasional Pendidikan Periklanan 2018, di Gedung Kompas, Jakarta.
“Kurikulum pendidikan Vokasi yang fleksibel dengan resep 3 K yaitu mengikuti Kebutuhan industri, bersandar pada Kearifan lokal dan Keunggulan peserta didik. Sehingga siswa akan bekerja di bidang yang sama dengan kebutuhan industri,” kata Devie.
Dia menuturkan, bahwa kemajuan barat didorong oleh desain pendidikan vokasi yang secara nyata menghasilkan lulusan siap kerja. Di Jerman misalnya, jumlah Universitas Terapan (vokasi) dua kali lipat dari universitas berlatar akademik.
“Banyak perusahaan teknologi besar di Indonesia yang sangat ‘putus asa’ atas supply tenaga kerja, dan mengubahnya dengan membuka program magang bagi mahasiswa. Kondisi ini hanya dapat dirubah dengan pendidikan vokasi,” tambah Devi.
Simposium Nasional Pendidikan Periklanan 2018 dengan tajuk “Transformasi dan Kolaborasi sebagai Fondasi Komunikasi”. Turut dihadiri oleh The Nielsen Company Indonesia, Hellen Katherina, Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, Janoe Arijanto, CEO Kaskus Group, Edi Taslim, dan Chairman of Association of Asia Pacific Advertising Media, Jerry Justianto.
Simposium ini diawali tiga diskusi panjang yaitu menghadirkan suara Industri, untuk membahas tentang perubahan besar dalam model bisnis dan kebutuhan kompetensi praktisinya. Pertemuan kedua mendengar suara ekosistem untuk perkembangan teknologi informasi tekait kepentingan industri periklanan.
“Khususnya tentang pemanfaatan ‘big data’, konektivitas, dan kecerdasan buatan. Sedangkan pertemuan ketiga menghadirkan suara kampus,” ujar Kepala Laboratorium TV Vokasi Komunikasi UI, Amelita Lusia.
Sementara itu, Hellen dan Edi memaparkan bahwa teknologi sudah berkembang dengan sangat pesat. “Raksasa bisnis yang tidak cepat membaca perubahan seperti Washington Post, yang sudah berusia 130 tahun, akhirnya dibeli Amazon. Padahal di masa lalu, Washington Post pernah menolak permohonan investasi dari Google,” terang Edi.
Sedangkan Janoe dan Ketua P3I, menyampaikan bahwa P3I melahirkan solusi berupa aplikasi yang akan menyatukan seluruh elemen negeri yaitu industri, kampus, praktisi periklanan dan mahasiswa untuk dapat berkomunikasi, berkolaborasi dan bersinergi membangun dunia periklanan Indonesia.
“Melalui aplikasi ini, kesenjangan kebutuhan dapat difasilitasi, karena database pengajar, industri, praktisi dan mahasiswa komunikasi akan tercakup di dalamnya,” tutup Janoe. (san)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 08:15 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 23:15 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 08:35 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB
Senin, 15 Desember 2025 | 21:57 WIB
Senin, 15 Desember 2025 | 08:25 WIB
Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 12 Desember 2025 | 08:45 WIB
Jumat, 12 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 12 Desember 2025 | 08:25 WIB
Jumat, 12 Desember 2025 | 08:05 WIB
Kamis, 11 Desember 2025 | 17:56 WIB
Kamis, 11 Desember 2025 | 12:31 WIB
Kamis, 11 Desember 2025 | 08:25 WIB
Rabu, 10 Desember 2025 | 08:25 WIB
Rabu, 10 Desember 2025 | 08:00 WIB
Selasa, 9 Desember 2025 | 14:18 WIB