Minggu, 21 Desember 2025

Mahasiswa UI Raih Emas dan Perak di Pimnas ke-32

- Rabu, 4 September 2019 | 10:09 WIB
PRESTASI : Ayyubie Cantika Yuranda, Adhi Kusumo Bharoto, Dara Minanda, Rojali meraih medali Perak atas program Taman Berani di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-32. FOTO : UI FOR RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, DEPOK – Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menciptakan karya inovatif yaitu Zat Alternatif Anti Kanker Serviks yang berasal dari racun duri ikan Lionfish, dan Program Taman Berani: Program Peningkatan Pemahaman Berkomunikasi untuk Anak Tuli. Atas kreativitas ini, tujuh mahasiswa kampus kuning ini berhasil menyabet Penghargaan Emas dan Perak dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-32. Penelitian tentang Zat Alternatif Anti Kanker Serviks yang berasal dari racun duri ikan Lionfish, sebagai alternatif obat dari bahan alam ini merupakan karya inovatif dari tiga mahasiswa jurusan Teknik Bioproses Fakultas Teknik UI. Mereka adalah Mustika Sari, Sarah Salsabila, dan She Liza Noer yang mendapat penghargaan medali emas. “Penelitian terhadap duri ikan Lionfish telah melalui tahap pengujian in vitro di Laboratorium FT UI, dimana terlihat adanya efek inhibisi terhadap sel kanker serviks. Efek inhibisi ini menunjukkan pengujian berhasil membunuh sel kanker yang ada,” kata Mustika. Sedangkan Program Taman Berani: Peningkatan Pemahaman Berkomunikasi untuk Anak Tuli adalah gerakan pengabdian masyarakat yang dijalankan oleh mahasiswa Program Studi Indonesia dan Inggris Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI. Di antaranya, Ayyubie Cantika Yuranda (Prodi Indonesia), Adhi Kusumo Bharoto (Prodi Inggris), Dara Minanda (Prodi Indonesia), serta Rojali (Prodi Indonesia). Keempat mahasiswa ini meraih medali perak. Ayyubie menuturkan, Taman Berani merupakan program inovatif yang dikreasikan mahasiswa UI untuk meningkatkan kualitas anak tuli sehingga mampu bersaing dengan anak dengar. Program ini memudahkan anak tuli dalam memahami bacaan, menulis, hingga menyampaikan gagasan. Metode pembelajaran Bahasa Indonesia yang diusung diberi nama Pendidikan Dwibahasa atau disingkat PD. “Metode PD yang telah diterapkan selama lima bulan di SLB B Dharma Asih di Depok ini dinilai mampu mengatasi kendala komunikasi bagi siswa tuli. Dalam sembilan kali pertemuan, metode ini membuat para siswa tuli mampu berinteraksi lebih aktif dan percaya diri dalam penyampaian pendapat,” tuturnya. Ayyubie mengaku sangat bangga dan berharap agar Program Taman Berani bisa mendapat perhatian publik, pemerintah, dan pihak terkait lainnya terhadap pengembangan pendidikan khusus. “Diharapkan pula metode PD dapat digunakan di SLB-B seluruh Indonesia karena sangat efektif dipakai dalam pendidikan anak-anak tuli,” harapnya. Kompetisi PIMNAS merupakan program Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ditjen Belmawa Kemenristekdikti) di bidang penalaran dan kreativitas mahasiswa. Kompetisi tingkat nasional ini diikuti oleh 1.614 mahasiswa dan 460 dosen pendamping dari 70 perguruan tinggi negeri dan 56 perguruan tinggi swasta seluruh Indonesia. (rd)   Jurnalis : Nur Aprida Sani Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

LDKS jadi Fondasi Kepemimpinan Siswa SMKN 3 Depok

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:15 WIB

Perayaan Natal TK dan SD Kwitang 8 PSKD Penuh Sukacita

Senin, 15 Desember 2025 | 21:57 WIB
X