TENAGA AHLI : Vokasi Universitas Indonesia kini memiliki Program Studi Administrasi Asuransi dan Aktuaria. FOTO : UI FOR RADAR DEPOK
Pemahaman masyarakat Indonesia terhadap asuransi semakin baik, hal ini terlihat dari terus meningkatnya trend pengguna asuransi dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai 268 juta orang di 2019, industri asuransi berpeluang memperoleh pasar potensial yang besar untuk digarap.
Laporan: Tanya Audriatika
RADARDEPOK.COM - Penetrasi asuransi penduduk Indonesia telah mencapai 6,6 persen di kuartal III 2019 (AAJI 2019). Bidang Asuransi dan Aktuaria merupakan pilihan program studi dengan profesi yang menjanjikan bagi lulusan siswa-siswi SMA/SMK untuk dapat melanjutkan pendidikan.
Menjawab tantangan tersebut, Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia memiliki Program Studi (prodi) Administrasi Asuransi dan Aktuaria, sebuah prodi yang mempersiapkan dan menghasilkan tenaga ahli madya asuransi dan aktuaria professional tersertifikasi.
Pada prodi ini, lulusan disiapkan untuk mampu mengaplikasikan ilmu aktuaria, statistika, dan ekonomi di Industri asuransi, dana pensiun dan keuangan. Berbeda dengan program studi aktuaria lainnya, program studi asuransi dan aktuaria ini memiliki pengajar yang sudah tersertifikasi di bidang asuransi, aktuaria, risk management, dan keuangan.
“Mahasiswa akan menempuh pendidikan selama tiga tahun di Vokasi UI, guna mendapatkan gelar Ahli Madya,” ungkap Ketua Program Studi Administrasi Asuransi dan Aktuaria, Asrori.
Selain itu, Vokasi UI menjalankan kurikulum 321 dimana mahasiswa selama 3 semester belajar konsep dan praktik di kampus, 2 semester belajar di Industri dan 1 semester magang.
”Dengan metode itu, saat lulus, mereka sudah punya bekal pengalaman yang cukup. Terbukti, lulusan kami sudah bekerja dalam kurun waktu paling lama tiga bulan setelah lulus,” Asrori menjelaskan.
Kurikulum dan silabus Program Studi Administrasi Asuransi dan Aktuaria telah mengikuti atau sejalan dengan kurikulum dan silabus Asosisiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI), Persatuan Aktuaris Indonesia(PAI) dan Malaysian Insurance Institute(MII) sehingga para lulusan tidak lagi memiliki gap yang berarti dengan tuntutan industri.
Selain itu, setiap lulusan dibimbing untuk memiliki sertifikat profesi, di antaranya Ajun Ahli Asuransi Indonesia Jiwa (AAAIJ) dan Ahli Asuransi Indonesia Jiwa (AAIJ), Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK) dan Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK), Associate Societies Actuary Indonesia (ASAI).
“Dari sekian banyak sertifikasi profesi tersebut, mahasiswa wajib mampu lulus pada 4 ujian sertifikasi. Selebihnya merupakan pilihan,“ tutur Asrori.
Jika lulusan diploma asuransi dan aktuaria sudah mampu mempunyai minimal dua sertifikasi tersebut. “Maka dijamin gaji lulusannya sama bahkan lebih dari lulusan sarjana,” pungkas Asrori. (rd)
Jurnalis : Tanya Audriatika
Editor : Pebri Mulya (IG : @pebrimulya)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 08:15 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 23:15 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 08:35 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB
Senin, 15 Desember 2025 | 21:57 WIB
Senin, 15 Desember 2025 | 08:25 WIB
Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 12 Desember 2025 | 08:45 WIB
Jumat, 12 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 12 Desember 2025 | 08:25 WIB
Jumat, 12 Desember 2025 | 08:05 WIB
Kamis, 11 Desember 2025 | 17:56 WIB
Kamis, 11 Desember 2025 | 12:31 WIB
Kamis, 11 Desember 2025 | 08:25 WIB
Rabu, 10 Desember 2025 | 08:25 WIB
Rabu, 10 Desember 2025 | 08:00 WIB
Selasa, 9 Desember 2025 | 14:18 WIB