Senin, 22 Desember 2025

Prodi Kedokteran Penerbangan FKUI Peringati 10 Tahun Berdiri : Satu-satunya di Asia, Berhasil Cetak 64 Dokter Spesialis

- Kamis, 3 September 2020 | 09:52 WIB
TANGANI : Dokter lulusan FKUI spesial penerbangan sedang menangani pasien di dalam pesawat. FOTO : UI FOR RADAR DEPOK   Program Studi (Prodi) Kedokteran Penerbangan, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia (FKUI), memperingati sepuluh tahun berdiri. Caranya, dengan mengadakan webinar bertajuk Peran Serta Kedokteran Penerbangan dalam Masa Pandemi COVID-19, Sabtu (29/8). Hingga saat ini, Prodi Kedokteran Penerbangan ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di Asia. Laporan : Fahmi Akbar RADARDEPOK.COM - Dekan FKUI, Prof Ari Fahrial Syam membuka kegiatan Lustrum ke-2 Prodi Kedokteran Penerbangan FKUI tersebut. Selepas membuka Prof. Ari Fahrial menuturkan, sangat mengapresiasi pencapaian berdirinya 10 tahun Prodi Kedokteran Penerbangan FKUI. Saat ini, FKUI memiliki 31 Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dan Prodi Kedokteran Penerbangan FKUI menjadi salah satu PPDS berhasil mencetak para lulusan yang telah berkiprah di lintas lembaga mengurusi penerbangan. Melalui pertemuan virtual ini, diharapkan ada beragam masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Khususnya, materi pengajaran semasa perkuliahan yang tepat memenuhi kebutuhan di industri. Selain itu, diskusi kali ini juga mampu merumuskan upaya menjaga keselamatan para pelaku, dan pengguna jasa penerbangan. “Protokol kesehatan bisa dijalankan di dalam penerbangan khususnya penerbangan nasional,” jelasnya. Ketua Prodi Kedokteran Penerbangan FKUI, Prof Budi Sampurna menuturkan, Kedokteran Penerbangan kerap dikenal sebagai aerospace atau aviation medicine. Prodi Kedokteran Penerbangan FKUI yang telah berdiri sejak tahun 2010, merupakan prodi yang sangat langka, dan hanya ada 5 program studi serupa di dunia. Setelah 10 tahun berdiri, prodi Kedokteran Penerbangan FKUI telah berhasil mencetak 64 dokter spesialis kedokteran penerbangan. Para alumni kami tersebar di beragam lembaga seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Perhubungan–Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Pertahanan, TNI AU, beberapa rumah sakit, perusahaan evakuasi medik, maskapai penerbangan, serta institusi lainnya sesuai dengan kebutuhan yang berkembang. TANGANI : Dokter lulusan FKUI spesial penerbangan sedang menangani pasien di dalam pesawat. FOTO : UI FOR RADAR DEPOK   Prof. Budi Sampurna menguraikan, dua tugas utama dokter spesialis kedokteran penerbangan di dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pertama, membina kesehatan fisik dan mental awak angkutan udara, baik itu tingkat perorangan, maupun tingkat komunitas penerbangan seperti di maskapai penerbangan, kedinasan TNI, dan Kementerian Perhubungan. “Kedua, menguji kesehatan awak angkutan udara untuk dinyatakan fit dan layak memperoleh lisensi,” beberapanya. Pada kegiatan webinar, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan yang diwakili Inne Yuliawati menyampaikan, berdasarkan data internasional yang dicatat oleh ICAO, terjadi penurunan volume lalu lintas penumpang pesawat sebesar 28,4% atau setara dengan 612 juta penumpang pada 4 bulan pertama di tahun 2020. Pada domestik diperkirakan terjadi penurunan 50% jika dibandingkan tahun 2019. Pandemi COVID-19 berdampak pada jasa penerbangan kita. Untuk itu, melalui webinar ini dia menanti masukan dan rekomendasi terkait mitigasi adaptasi normal baru di dunia penerbangan. Lebih lanjut, Inne juga menyebutkan, penentuan kelaikan terbang (Fit to Fly) bagi Awak Penerbangan kini telah dapat dilakukan di luar Jakarta, yaitu di Bali dan Mataram. Hal ini bertujuan agar memudahkan pemeriksaan kesehatan dalam menentukan kelaikan terbang sehingga kesehatan dan keselamatan penerbangan tetap terjamin. Narasumber yang tampil di webinar ini adalah lima dokter spesialis kedokteran penerbangan lulusan FKUI, yang telah berkiprah dalam membantu pemerintah dalam melayani masyarakat pada umumnya dan komunitas penerbangan pada khususnya. Mereka adalah Mirza Irwanda (sekarang ini aktif di Direktorat Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan), Inne Yuliawati (Balai Kesehatan Penerbangan Kementerian Perhubungan), Hendro Y (TNI Angkatan Udara), Citra Kurniasari (Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan), dan Imam Teguh Pribadi (PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk). Rekaman webinar dapat ditonton kembali pada laman https://www.youtube.com/watch?v=5hbFO0flD08. TANGANI : Dokter lulusan FKUI spesial penerbangan sedang menangani pasien di dalam pesawat. FOTO : UI FOR RADAR DEPOK   Perlu diketahui, Prodi Kedokteran Penerbangan FKUI bertujuan menghasilkan lulusan-lulusan terbaik untuk berpartisipasi dalam keselamatan penerbangan internasional. Para dokter spesialis ini akan memiliki kompetensi untuk memberikan pelayanan kesehatan penerbangan sesuai standar internasional. Dan juga terlibat dalam kegiatan penelitian untuk kemajuan ilmu kedokteran penerbangan. Pada tahun 2020, kolegium bersama prodi Kedokteran Penerbangan FKUI dan disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia juga telah menyesuaikan tingkat kompetensi bagi lulusan pendidikan kedokteran penerbangan FKUI. (*)   Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

LDKS jadi Fondasi Kepemimpinan Siswa SMKN 3 Depok

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:15 WIB

Perayaan Natal TK dan SD Kwitang 8 PSKD Penuh Sukacita

Senin, 15 Desember 2025 | 21:57 WIB
X