RADARDEPOK.COM - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim membuat pernyataan mengejutkan, dimana hanya ada 20 persen lulusanmahasiswa yang bekerja sesuai dengan program studinya. Sedangkan 80 persen dari lulusan itu bekerja di luar prodi mereka.
"Delapan puluh persen dari lulusan kita tidak masuk ke dalam sektor di mana itu prodinya," tambah Nadiem.
Dia menyatakan tidak ada satu pun pekerjaan yang hanya mengandalkan satu disiplin.
"Minimal dua atau tiga kadang-kadang," pungkasnya.
Karena itu, baginya jenjang sarjana adalah tempat di mana mahasiswa dapat mencicipi berbagai macam disiplin.
"Saya 100 persen yakin itu akan menjadikan mereka lebih kuat," tegas Nadiem.
Nadiem menambahkan, dalam menerapkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini dibutuhkan komponen mata kuliah yang opsional.
"Jadi dia harus memilih 5 semester full yang mandatory, yang wajib. Sisanya adalah elektif, opsional," jelasnya.
Nadiem mengatakan, kepala prodi harus mulai melakukan evolusi pada kurikulum, karena pada akhirnya ini semua untuk kepentingan mahasiswa, bukan ego sektoral tiap prodi atau fakultas.
Nadiem mencontohkan kurikulum perguruan tinggi terbaik di dunia, yang mana dimiliki Amerika Serikat. Negara ini membebaskan mahasiswa memilih apapun dalam waktu dua tahun. Baru pada akhir tahun kedua, mahasiswa di sana bisa memilih prodi.
"Kita bukan mengada-ada bikin program buatan sendiri. Universitas top global dunia udah ke sana," kata dia.
Dalam kesempatan ini, Nadiem juga menerangkan pada ronde pertama MBKM akan ada banyak problem bermunculan. Semester/ronde kedua akan sedikit lebih lancar. Dan pada semester ketiga sudah pasti sudah mulai berjalan.
"Jadi itu prediksi saya," pungkasnya.
Nadiem meyakinkan berbagai isu yang timbul adalah sesuatu yang natural karena MBKM merupakan perubahan yang sangat besar. (rd/net)