MONITORING: Babinsa Jatijajar, Serda Sarjana (kiri) dan Serda Basirun sedang mengawasi pekerjaan normalisasi Situ Jatijajar, di RW01 Kelurahan Jatijajar, Tapos. Foto: Ricky /Radar Depok
Selain eskavator dan operatornya, ada aktor yang berperan dalam suksesnya normalisasi Situ Jatijajar, Koramil 06/Cimanggis juga berperan dalam pengerukan tersebut. Anggota mereka memonitoring karya bakti dari Kodam Jaya yang bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).
Laporan: RICKY JULIANSYAH /Radar Depok
Deru suara mesin eskavator menandai para operator tengah memainkan tuas-tuas di dalam kabin untuk menggerakan lengan pengeruk mengangkut lumpur yang mengendap di Situ Jatijajar.
Dari saung panggung berukuran sekitar 2,5x2,5 meter suaranya masih terdengar jelas. Sementara dua pasang mata, tetap fokus mengawasi operator yang sibuk mengangkut dan meratakan lumpur.
Adalah Serda Sarjana dan Serda Basirun, dua nama yang tidak asing bagi lurah, staf, ketua RT/RW hingga tokoh masyarakat yang ada di Kelurahan Jatijajar, Tapos, lokasi Situ Jatijajar.
Karya Bakti Kodam Jaya dengan BBWSCC tahun anggaran (TA) 2017 untuk normalisasi Situ Jatijajar membuat mereka mendapat tugas tambahan selain membina desa, juga mengawasi pekerjaan normalisasi Situ Jatijajar.
Menurut Serda Sarjana, pengawasan dilakukan dari Kodam Jaya, Kodim 05/08 Depok. Sedangkan untuk wilayah, dari Danramil Cimanggis Mayor (Inf) Hari Sistiyono sebagai Perwira Pengawas (Pawas) dan dua orang Babinsa Kelurahan Jatijajar sebagai Bintara Pengawas (Banwas).
Pengawasan dilakukan setiap hari, dari Senin hingga Minggu dan dilakukan shift, yakni dari pukul 08:00 WIB, kemudian istirahat dari 12:00 WIB hingga pukul 13:00 WIB dan dilanjutkan kembali hingga pukul 17:00 WIB. "Setelah itu pergantian shift malam yang jaga dari anggota Briegif," kata Sarjana.
Pengawasan tidak hanya memonitoring pekerjaan operator saja, tetapi menjaga agar kelangsungan pengerukan berjalan dengan lancar, tanpa ada yang mengganggu.
"Seperti anak-anak yang banyak melihat, kami meminta mereka menjauh, jangan sampai mengganggu pekerjaan operator," sambung Sarjana.
Sementara, Serda Basirun menjelaskan, pekerjaan mulai dilaksanakan sejak 4 Februari 2017 dan berakhir pada 16 Maret 2017. Namun, diperpanjang mengingat masih ada yang belum terangkut. "Diperpanjang lagi pekerjaannya, kami belum tahu sampai kapan," ucap Basirun.
Yang jelas, untuk normalisasi tersebut, ditargetkan dapat mengangkut 24 ribu kubik endapan lumpur yang ada di Situ Jatijajar, sehingga dapat menampung lebih banyak volume air saat musim hujan.
"Sekarang sudah 60 persen lebih, tadinya yang dinormalisasi merupakan persawahan dan ladang. Sekarang sudah terlihat situnya," kata Basirun. (*)