SIMPATIK: Para santri dan tamu undangan terlihat memadati Masjid Al Hikam di bilangan Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Minggu (24/4) malam. Foto: Irwan /Radar Depok
Tepat hari Minggu (24/4) malam, merupakan 40 hari wafatnya almarhum KH. Hasyim Muzadi. Diadakan tahlilan hari ke-40, di Pesantren Al-Hikam, Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji. Dalam kegiatan tersebut, dihadiri ribuan orang, yang terdiri dari tamu undangan dan santri pondok pesantren tersebut.
Laporan: Muhammad Irwan Supriyadi / Radar Depok.
Sebagai acara awal dalam rangka tahlilan hari ke-40 wafatnya mantan Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH. Hasyim Muzadi, diadakan bedah buku tentang KH Hasyim Muzadi.
Dalam kegiatan tersebut, banyak kalangan tokoh dan petinggi di Indonesia yang terlihat hadir. Seperti Mantan Mentri Luar Negeri Republik Indonesia era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Hasan Wirayuda.
Hasan Wirayuda mengaku, kenal dengan sosok Kyai Hasim Muzadi. Tidak hanya itu saja, banyak juga kesan yang mendalam tentang KH Hasyim Muzadi. Hasan juga berpendapat kalau KH Hasyim Muzadi merupakan mentri luat negerinya NU. Dengan cara tersebut, KH Hasyim Muzadi ingin memperkenalkan Islam kepada dunia, kalau Islam yang Rahmatan Lilalamin negeri ini aman dan damai.
"KH Hasyim Muzadi, merupakan orang yang pertama kali menggaungkan tentang Islam Rahmatan Lil Alamin. Itu disuarakan setelah peristiwa 911 di Amerika yang menyudutkan agama Islam," ungkapnya seusai mengisi acara bedah buku Islam Moderat Untuk Perdamaian Global (Jembatan Islam dan Barat).
Tidak hanya itu, Hasan juga memberitahukan almarhum (Hasyim Muzadi) ini selalu mengenalkan NU sebagai organisasi yang moderat pada dunia. Dimana, Islam di Indonesia juga bersinggungan dengan peradaban Timur dan Barat. Namun, berdasarkan keragaman budaya, suku, agama, menjadikan Islam moderat di Indonesia.
”Meski begitu, selama di luar negeri beliau (KH Hasyim Muzadi) tidak menjual NU untuk pribadi, padahal kesempatannya ada, "ujarnya.
Sementara itu, menantu almarhum KH. Hasyim Muzadi, Arif Zamhari mengungkapkan, dalam acara bedah bukum terdapat empat buku tentang KH. Hasyim Muzadi yang dibahas. Dan untuk waktunya, dibagi menjadi dua sesi.
Untuk sesi pertama, ada buku Biografi KH. A. Hasyim Muzadi Ngaji Hidup Mengasah Kehidupan karya Alm. A. Millah Hasan. Dan buku satunya lagi "Dakwah bil Hikmah (Reaktulaisasi ajaran Wali Songo Perjuangan dan Pemikiran KH. Hasyim Muzadi) karya Sofiuddin.
Sedangkan, pada sesi kedua ada pembedahan buku "Islam Moderat Untuk Perdamaian Global (Jembatan Islam dan Barat) " dan Kearifan Lokal Sebagai Modal Sosial dan Bahaya Islam Trans Nasional oleh Tim Watimpres.
"Diharapkan dengan bedah buku, bisa mengetahui lebih dalam pemikiran dan perjuangan KH. Hasyim Muzadi. Terlebih lagi, bisa melanjutkan perjuangannya untuk bangsa dan negara," ungkapnya. (*)