IMMAWAN/RADAR DEPOK SOLID: Peserta dan Panitia Kajian “Kartini” setelah bersepakat untuk menangkal LGBT di Gedung Serba Guna Politeknik Negeri Jakarta.DEPOK – Demi memberikan pemahaman terkait Feminisme dan Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT), Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Fikri bekerjasama dengan Bidang Kerohanian Himpunan Mahasiswa Jurusan, menggelar kegiatan bertajuk Kajian Reaktif Isu Terkini (Kartini) di Gedung Serba Guna Politeknik Negeri Jakarta.
Kajian yang mengusung tema “Sudut Pandang Agama dan Medis tentang LGBT dan Feminisme” tersebut, mengundang Ustad Nur Fajri Ramadhann dari Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PD-PM) Kota Depok dan Dr. Dinar Kania, dari Aliansi Cinta Keluarga sebagai narasumber.
Panitia kegiatan, Ira Pratiwi berharap, dengan terselenggaranya kegiatan ini, mahasiswa semakin memahami apa itu feminisme dan LGBT. Serta mengetahui bagaimana cara menyikapi propaganda terkait penyebaran Feminisme dan LGBT yang marak beredar belakagan ini,” ungkap Ira kepada Radar Depok, Selasa (22/5).
Sementara salah seorang narasumber, Nur Fajri Ramadhan menerangkan, LGBT merupakan fenomena yang mesti disadari sebagai perilaku yang keliru.
“Dalam Islam, tidak mungkin kita dapati ada satu ulamapun yang membolehkan (Feminisme dan LGBT),” ujar Fajri.
Menurut Fajri, selain menghambat keturunan manusia, LGBT juga berpotensi menyebarkan penyakit berbahaya dan memiliki dampak buruk lainnya kepada manusia.
“Allah SWT sangat melarang LGBT. Kalau Allah SWT melarang, pastilah ada dampak buruknya untuk manusia. Jadi kalau kita mengikuti arahan Allah SWT, mudah-mudahan kita akan menerima banyak kebaikan di dunia dan di akhirat,”katanya.
Fajri menambahkan, Al-Quran berkali-kali mengkisahkan tentang LGBT melalui sejarah pada zaman Nabi Luth. Dari situlah, kata Fajri, Islam mengajarkan cara menyikapi fenomena LGBT.
Ia mengungkapkan, dari kisah-kisah dalam Al-Quran tersebut, terdapat tiga poin utama yang mesti dihayati dan dijadikan acuan dalam berperilaku oleh umat muslim.
Pertama, kata Fajri, Allah SWT sengaja mengutus Nabi Luth ke kaum Sodom dan Gomora yang terjangkit fenomena LGBT. Artinya, agen dakwah tidak boleh menjauhi mereka. Bahkan, Nabi Luth tetap bersabar meski menerima hinaan dari sekelilingnya. Sampai akhirnya Allah SWT yang mengambil sikap.
“Jangan menjauhi, mesti mendekati. Merangkul dengan kasih sayang dan melihat mereka sebagai sesama manusiai,”imbuh Fajri.(mg2)