satelit

Cerita Tirta Berpuasa di Tanah Beijing, Tiongkok (2-habis)

Sabtu, 2 Juni 2018 | 10:02 WIB
IST FOR RADARDEPOK
AKRAB: Tirta bersama dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Cina dan Mongolia, DR. Jauhari Oratmangun

Adaptasi memang tidak selalu mudah, apalagi mesti menjalani ibadah puasa di tanah rantau nun jauh disana. Seperti yang sempat dialami Tirta Anhari di tahun pertamanya melalui Bulan Ramadan di Beijing, Tiongkok tahun 2015.

Laporan: IMMAWAN ZULKARNAIN

Di Indonesia, Bulan Ramadan selalu dimeriahkan dengan tumpah ruahnya umat muslim ke jalanan di sore hari untuk ngabuburit, banyaknya pasar tumpah yang menjual takjil, dan maraknya acara televisi spesial Ramadan seperti tausiyah, dan sebagainya. Situasi yang tidak akan dirasakan di Beijing, Tiongkok. Pada pengalaman Ramadan pertamanya, Tirta mengaku aneh dengan perbedaan situasi yang ada. Mulai dari tidak ada azan atau pemberitahuan apapun tentang masuknya waktu berbuka, sampai orang-orang yang makan seenaknya sepanjang hari. “Disini, mencari gorengan saja susahnya bukan main,” kata Tirta sambil tertawa kecil. Beruntungnya, Kota Beijing cukup ramah terhadap pendatang dan memberi ruang bagi agama apapun untuk berkembang. Sehingga tidak sulit menemukan kelompok-kelompok berbasis agama yang dapat mendampingi mahasiswa internasional baru. Seperti Lingkar Pengajian Beijing yang menjadi keluarga baru Tirta di Beijing yang menjadi tempatnya berkumpul untuk berbuka puasa dan mengaji. Kelompok pengajian yang telah berdiri 5 tahun ini pun rutin menggelar pengajian dan tour masjid, serta memberi kesempatan bagi Tirta untuk semakin memperdalam ajaran Islam sambil mempertemukannya dengan saudara-saudara seagama seperantauan. Yang paling berkesan, kata Tirta yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpinan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok itu, ketika berbagi makanan dengan mahasiswa internasional muslim yang lain. “Waktu buka puasa, pasti deh dapet banyak kurma dari teman-teman Saudi Arabia dan Sudan,” katanya.(*)

Tags

Terkini