RADADEPOK.COM - “Generasi Cemerlang, Untuk Masa Depan Indonesia Gemilang” menjadi tema dalam kegiatan Wisuda Veronix yang diadakan SMA Lazuardi GIS. Total ada 71 siswa yang lulus dari SMA yang berlokasi di Jalan Raya Sawangan, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoranmas.
LAPORAN : PEBRI MULYA
Tema adalah dasar dari sebuah kegiatan berlangsung. Kepala SMA Lazuardi GIS, Agus Purwanto mengatakan, pengusungan tema tersebut, berkaitan dengan mempersiapkan siswa SMA Lazuardi untuk mendapatkan anugerah bonus demografi selama rentang waktu tahun 2020 – 2035.
“Bonus demografi adalah kondisi penduduk di suatu negara, dimana jumlah kelompok usia produktif, yakni umur 15-64 tahun jauh melebihi kelompok usia tidak produktif, anak-anak usia 14 tahun ke bawah dan orang tua berusia 65 ke atas,” jelasnya. Dalam sambutan di wisuda tersebut, Purwanto memang lebih menekankan kepada siswa untuk bersiap-siap dalam menghadapi bonus demografi. Karena, di momen tersebut, bisa menjadi peluang atau ancaman. Indonesia memiliki daya tawar, karena memiliki generasi muda yang banyak. Sehingga, kebutuhan orang yang siap membangun bangsa akan lebih banyak.
“Namun, bonus demografi yang dialami Indonesia bisa jadi ancaman. Yaitu jika generasi usia produktif, gagal menciptakan nilai tambah dan gagal dalam memberikan tambahan pada pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
Purwanto menuturkan, siswa SMA Lazuardi merupakan bagian dari generasi muda yang harus memanfaatkan peluang bonus demografi tersebut. Oleh karena itu, semuanya harus dipersiapkan, agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Disiplin yang dinilai terlampau ketat merupakan bentuk dari keinginan SMA Lazuardi mempersiapkan generasi muda yang bertanggung jawab. Walaupun pada akhirnya, pola disiplinnya kita kembangkan menjadi Positive Discipline yang juga dipersepsi beragam oleh siswa-siswi. Upaya menurunkan tensi dalam mendidik, juga dikembangkan melalu program Compassionate School atau Sekolah berwawasan welas asih. Namun, lagi-lagi tidak mudah di dalam menyamakan persepsi di tingkat siswa dalam menerapkan program tersebut.
“Semua itu tidak bis diciptakan dengan instan, namun harus dilakukan sejak dini dan tidak bisa ditunda-tunda lagi,” terangnya. (*)