PENYULUHAN : Pembicara bersama dengan peserta ketika foto bersama usai sesi I Sosialisasi Bahaya Narkoba, di Sekolah Purnama Depok, Jalan Sonokeling, Kelurahan Baktijaya, Sukmajaya, Rabu (4/9). FOTO : ARNET/RADARDEPOK   RADARDEPOK.COM, SUKMAJAYA - Bahaya laten narkoba menjadi tugas bersama seluruh stakeholder, Kepemudaan menjadi target penting untuk terus diberikan wejangan, terutama di usia 14 hingga 30 tahun. Hal ini dikatakan ketua komunitas Warga Peduli Aids (WPA), Ronni Hindra, saat kegiatan sosialisasi bahaya narkoba di sekolah Purnama, Jalan Sonokeling, Kelurahan Baktijaya, Sukmajaya, Rabu (4/9). “Tak boleh bosan untuk terus beri wejangan bahayanya narkoba, sebab untuk menghentikan pengguna seutuhnya kembali pada diri sendiri,” jelas Ronni kepada Radar Depok. Dalam kegiatan tersebut, Kelurahan  Baktijaya menggandeng sejumlah instansi terkait untuk menjadi pembicara, diataranya, Humas BNND Kota Depok Purwoko Nugroho, MUI Kota Depok Ustadz Bambang Fauzi, serta Ketua Karang Taruna Baktijaya Negus Gibran. Menurut data yang dihimpun dari WPA, Ronni mengatakan usia yang rawan akan bahaya narkoba adalah 14-30 tahun sebab dalam usia tersebut sifat labil masih menaungi mereka. “Jadi ya di usia segitu setelh kita lakukan pendataan. Kenapa? Ya karena di usia segitu narkoba sedang gencar dilakukan oleh para pengedar,” jelas Ronni. Sementara, Ketua Penyelenggara Tya menuturkan, sosialisasi memang menyasar pada kalangan kaum muda atau milenial sebab pemahaman pencegahan serta bahaya narkoba memang harus mereka pahami. “Jadi ada beberapa materi, mulai dari dampak bagi pengguna, dampak bagi masyarakat, serta yang paling terpenting penyakit yang akan di derita untuk pengguna narkoba, dan HIV/AIDS ancamannya,” jelas Tya. Namun, lanjut Tya, pihaknya bersama dengan instansi terkait lainnya akan terus memberi pengetahuan akan bahayanya narkoba dan dampak HIV/AIDS. “Untuk saat ini fokus kami di Sukmajaya setiap sekolah-sekolah, tapi semua akan kita bahas setelah acara ini. Kemana lagi yang akan kami jadikan target untuk kegiatan serupa,” tandasnya. (rd)   Jurnalis : Arnet Kelmanutu Editor : Pebri Mulya