satelit

Vinus Maju Sampaikan Lima Temuan ke Kemendikbud

Selasa, 31 Desember 2019 | 09:34 WIB
PEMBINAAN : Kepala Seksi Program Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan SD Kemendikbud RI bersama Tim peneliti Visi Nusantara Maj saat pembinaan di hotel Sapphire Sky Hotel Conference Tangerang Banten. FOTO : LULU/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, BANTEN – Dalam Evaluasi Kegiatan Program Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar kerjasama dengan Perguruan Tinggi, Yayasan dan Lembaga Masyarakat yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kemendikbud  RI di hotel Sapphire Sky Hotel Conference Tangerang Banten, Yayasan Visi Nusantara Maju sebagai lembaga mitra menyampaikan lima temuan. Kegiatan tersebut dihadiri masing-perwakilan lembaga mitra Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, dengan kegiatan penyampaian laporan akhir penelitian atau evaluasi tahun 2019. Sementara, Yayasan Visi Nusantara Maju, sebagai salah  satu lembaga mitra kemendikbud RI, menyampaikan laporan akhir hasil penelitian evaluasi tata kelola sekolah dasar yang diwakili Team Leader program, Arsyad dan anggota peneliti Vinus, Wahyu Bagja Sulfemi. Arsyad menyampaikan, temuan Visi Nusantara Maju pada penelitian tersebut meliputi, Pertama, bahwa kendala yang ditemukan dalam implementasi tata kelola SD sesuai  Standar Nasional Pendidikan (SNP), adalah kepala sekolah belum menciptakan komunikasi dan bersosialisasi dengan baik terhadap warga sekolah,  temuan ini sejalan hasil evaluasi kemendikbud tahun 2018 terhadap pencapaian SNP dengan sub indikator kepala sekolah berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik, dengan nilai rendah. Kedua, kendala dalam implementasi tata kelola SD sesuai SNP adalah  pihak sekolah belum meningkatkan dayaguna pendidik dan tenaga kependidikan secara mandiri. Hal ini hal ini sejalan dengan hasil evaluasi Kemendikbud tahun 2018 pada sub indikator peningkatkan dayaguna pendidik dan tenaga kependidikan dengan nilai rendah. “Salah satu kendalanya berdasarkan hasil temuan adalah pihak sekolah belum mengoptimalkan penggunaan program Biaya Operasioan Sekolah (BOS) SD untuk peningkatan dan penguatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan secara mandiri,” paparnya. Ketiga, lanjut Arsyad, berdasarkan hasil analisis data wawancara tentang kendala implementasi tata kelola sekolah sesuai SNP pada sub indikator melaksanakan kegiatan evaluasi diri. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pihak sekolah belum menyusun program evaluasi diri yang dapat mengukur, menilai kinerja, dan melakukan perbaikan. Solusi yang disampaikan adalah pihak kepal sekolah diminta untuk membentuk tim evaluasi diri sekolah secara internal agar dapat mengukur, menilai kinerja, dan melakukan perbaikan dengan melibatkan pengawas sekolah. Keempat, sambung Arsyad, salah satu kelemahan kepala dalam implementasi tata kelola sekolah mengaju SNP dengan sub indikator berjiwa kewirausahaan, hasil temuan mengungkapkan bahwa kepala sekolah secara umum belum menunjukkan jiwa kewirausahaan dalam memimpin sekolah. Solusi yang sampaikan adalah penguatan aspek jiwa kewirausahaan kepala sekolah, agar kepala sekolah dapat membuka peluang pengembangan sekolah melalui berbagai aspek dengan instansi yang terkait atau stakeholder pendidikan. Kelima, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa menurut komite sekolah, bahwa pihak sekolah belum mengoptimalkan dalam membangun kemitraan dengan stakeholder atau instansi lain untuk pemberdayaan sekolah,” tutur Arsyad. Lebih lanjut disampaikan, bahwa hasil temuan penelitian ini menjadi rekomendasi untuk  ditindaklanjuti oleh pihak terkait terutama Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kemendikbud RI untuk dapat meningkatkan pemahaman dan  implementasi tata kelola sekolah dasar yang baik pada kepala sekolah, guru dan komite sekolah. Menurut  Wahyu, penelitian evaluasi tata kelola sekolah dasar tersebut  dilaksanakan dari September sampai Nopember 2019, dengan tiga wilayah sasaran, yaitu wilayah barat, tengah dan timur, dan terdiri dari empat propinsi dengan delapan Kabuapoten/Kota. “Kami juga melibatkan sebagai responden adalah kepala sekolah, guru dan unsur komite sekolah,” kata Wahyu. Selanjutnya, Wahyu menyampaikan di sesi tanya jawab pada acara penyampaian laporan hasil penelitian tersebut, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kemendikbud RI, berharap agar  pihak yang terkait seperti pemerintah daerah memperhatikan hasil temuan penelitian tersebut untuk bisa ditindaklanjuti sesuai dengan tupoksinya. “Agar pendidikan dasar masing-masing daerah dapat meningkatkan mutu pengelolaannya sesuai Standar Nasional Pendidikan,” ucapnya. Di tempat terpisah, ketua yayasan Visi Nusantara Maju, Yusfitriadi  juga berharap agar pemerintah daerah, khususnya Kabupaten Bogor yang menjadi salah satu objek penelitian ini dapat menindaklanjuti hasil temuan penelitian dengan mendorong perusahaan membangun kemitraan dengan sekolah untuk pemberdayaan dan penguatan tata kelola sekolah dasar. (rd)   Jurnalis : Lutviatul Fauziah (IG : @lutviatulfauziah) Editor : Pebri Mulya (IG : @pebrimulya)

Tags

Terkini