satelit

Menata Hati Menuju Allah di Majelis Taklim Al-Anwar, Ikhlas untuk Menaikkan Derajat

Kamis, 23 Desember 2021 | 08:59 WIB

Majelis Taklim Al-Anwar di Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari rutin mengadakan kajian bertaju Menata Hati Menuju Allah. Kajian ini disampaikan langsung pimpinan Majelis Taklim Al-Anwar, Haji Khairil Anwar.


Laporan : Indra Abertnego Siregar


RADARDEPOK.COM, CURUG - Setelah melaksanakan kegiatan Salat Zuhur berjamaah, sekira 30 orang jemaah Majelis Taklim Al – Anwar, duduk berjejer di dalam ruangan majelis taklim untuk menyimak kajian yang tengah dipaparkan Haji Anwar.


Seorang dokter ahli syaraf, seorang insinyur ahli pembuat pesawat terbang, seorang pemimpin perusahaan multinasional, itu lahir dari didikan yang ketat, dan disiplin yang kuat. Masa kecilnya penuh dengan arahan dan pengajaran yang sangat jauh dari rasa nyaman mereka. Di saat orang lain masih nyenyak tidur diminta untuk bangun. Setelah itu harus mandi di pagi yang dingin, memakai seragam, dan berangkat ke sekolah tepat waktu.


Tiba di sekolah harus belajar, diberi tugas dan ujian agar naik kelas. Di marahi guru. Semakin keras mereka dididik semakin mereka terbiasa mengendalikan diri untuk meninggalkan kesenangan diri.


Pulang sekolah mereka harus mengulang pelajaran, mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Dan kemudian ada pelajaran tambahan (les).


Sore harinya di saat teman yang lain bermain, mereka di paksa untuk les keterampilan misalnnya ektrakulikuler. Malam harinya di saat teman yang lain main gim atau berkumpul dengan kawan – kawan, mereka dipaksa untuk belajar agama, mengaji, hingga waktu Isya.


Selepas Isya, mereka mengulang pelajaran untuk esok pagi. Setelah selesai mereka dipaksa untuk tidur, agar esok subuh bisa bangun.


Semakin disiplin dan patuh mengikuti perintah dan arahan, semakin mereka ikhlas mengikuti karena sadar dan yakin ini adalah untuk kebaikan masa depan mereka. Maka bisa dipastikan mereka akan menjadi orang yaang sukses.


“Kuncinya adalah pada kesadaran bahwa apa yang dialaminya ini, ketidak nyamanan ini hanyalah untuk kebaikan masa depan untuk dirinya sendiri. Untuk masalah ini kita menyebutnya adalah didikan dan kedisiplinan,” ucap Haji Anwar di depan puluhan jemaahnya, yang menyimak kajian darinya di Majelis Taklim Al- Anwar.


Dalam kehidupan kadang manusia dihadapkan pada situasi yang tidak nyaman dan tidak enak. Manusia menyebutnya cobaan dan ujian Allah. Padahal, segala cobaan, ujian dan musibah yang manusia hadapi itu adalah bentuk dari cara Allah memberikan pendidikan pemahaman, pengetahuan, dan kedisiplinan. Semakin ikhlas menerima segala cobaan, ujian dan musibah, akan semakin naik derajat manusia di sisi Allah. Maka akan semakin tinggi pula derajat manusia di hadapan manusia lainya.


“Kadang kita seringkali menolak cobaan, menghindari ujian, dan menjauhi musibah. Padahal sesungguhnya itu adalah pelajaran yang baik untuk kita. Semakin kita ikhlas dan menyadari semua itu hanyalah untuk kebaikan kita sendiri, maka segala kesulitan hidup itu berlalu berganti dengan kemudahan dan kebahagiaan,” imbuhnya.


Segala cobaan, ujian dan musibah sesungguhnya sudah menjadi takdir Allah. Takdir yang harus diimani imani dan yakini, bahwa semua itu pasti terjadi tanpa ada yang mampu menolaknya. Masalah itu tidak akan ada jika manusia menerima dengan ikhlas takdir itu. Masalah baru akan timbul, jika manusia menolak dan menentang takdir.


“Misalnya kita di takdirkan di ghibah orang, kita dengar dan kita marah bahkan kita pukul, maka disitulah masalah akan timbul. Namun jika kita menerima dengan ikhlas, maka tidak akan ada yg terjadi,” terangnya. (*)


Editor : Ricky Juliansyah

Tags

Terkini