RADARDEPOK.COM, BOGOR - Melonjaknya harga gas elpiji dan carut marut kelangkaan gas elpiji di pasaran yang kerap terjadi, kompor induksi bisa menjadi solusi sebagai energi alternatif. Kompor dengan daya listrik ini dinilai lebih hemat energi serta ramah lingkungan.
Salah satu pengguna kompor induksi adalah Maya (55). Warga Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor yang wilayah listriknya masih masuk Unit Layanan Depok ini, mengaku sudah tidak lagi menggunakan kompor gas sejak awal pandemi di tahun 2020.
Maya lebih memilih menggunakan kompor induksi setelah ada program diskon tambah daya. Maya awalnya ragu karena listrik di rumahnya terbatas, yakni hanya 1.300 VA.
”Saat itu programnya bagi siapa yang memiliki kompor induksi, ada potongan harga untuk tambah daya. Ya sudah, saya beli kompor induksinya. Sampai kompornya saya bawa ke PLN biar jadi bukti. Dan sekarang kepake terus itu kompornya,” kata Maya, Jumat (11/03).
Maya sendiri mengaku tertarik menggunakan kompor induksi karena disebut lebih hemat dibandingkan gas elpiji. Selain itu, kompor induksi pun lebih aman tanpa perlu was-was akan ada gas yang bocor dan bisa meledak.
"Selain hemat, keamanan kompor induksi juga jadi salah satu alasan saya beralih," tururnya.
Dia menjelaskan, agar nyaman menggunakan kompor induksi, dia pun menambah listrik di rumahnya dari 1.300 VA menjadi 3.500 VA . Namun, rupanya kompor induksi tidak memerlukan daya besar seperti yang dikhawatirkan.
”Jadi teman saya juga pakai kompor induksi, dia dayanya 1.300 VA sampai sekarang aman, enggak ngejepret. Saya juga setelah dapat info dari tokonya itu tidak masalah dayanya kecil,” katanya.
Dia menambahkan, saat ini dia menggunakan kompor listrik dengan daya 900 watt, satu tungku. Kompor itu digunakan untuk kebutuhan masak sehari-hari. Hasilnya, dia mengaku tagihan listrik di rumahnya relatif stabil tanpa kenaikan signifikan.
“Justru jadinya tambah daya itu bukan karena kompor tapi alat elektroniknya yang nambah. Kaya AC yang dari satu sekarang dua, terus ada perabotan lain,” bebernya.
Untuk diketahui, karena cuaca Depok dan Cibinong cukup panas, pendingin udara sudah menjadi perabotan wajib di setiap rumah. Dengan banyaknya alat elektronik, Maya mengaku rata-rata tagihan listrik di rumahnya bekisar Rp 1.500.000.
“Relatif stabil dari sebelum ada kompor sama sesudah ada kompor, dan ini bisa sangat menghemat pengeluaran,” pungkasnya. (rd/dra)
Jurnalis : Indra Abertnego Siregar
Editor : Pebri Mulya
https://youtu.be/G9XHRgKL1kc