satelit

Cari Solusi Ketahanan Pangan, MIKTA Libatkan UIII

Kamis, 26 Mei 2022 | 11:21 WIB
KOLABORASI : MIKTA dan UIII ketika melakukan foto bersama usai membahas ketahanan pangan dunia, beberapa waktu lalu. FOTO :  GERARD SOEHARLY/RADAR DEPOK

RADARDEPOK.COM, DEPOK – Berkolaborasi dengan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia (MIKTA) menggelar kegiatan yang bertajuk “Kerawanan pangan dan kekurangan gizi terus mengancam jutaan orang di dunia.”

Ketua MIKTA, Askin Asan mengatakan, Turki memiliki tujuh wilayah kerjasama tetap dengan MIKTA yakni tata kelola energi, kontra-terorisme, peackeeping, perdagangan dan ekonomi, kesetaraan gender, tata pemerintahan yang baik dan demokrasi serta pembangunan.

“Hari ini kita akan menyoroti ketahanan pangan. Kerawanan pangan adalah masalah besar dan harus ditangani dengan cara yang sangat serius,” tutur Dubes Turki, Askin Asan.

Menurut dia, pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia sejak 2020 telah memicu naiknya jumlah penduduk yang kelaparan dan kekurangan gizi. Perang di Ukraina dalam beberapa bulan terakhir telah memperburuk situasi pangan global bagi negara-negara yang bergantung pada impor dari Ukraina dan Rusia tanpa pengganti yang layak. 

“Pada saat yang sama, pertanian global menghadapi banyak tantangan di tengah populasi dunia yang terus bertambah.  Selain itu, muncul persaingan yang keras dalam penggunaan lahan yang terbatas seperti harga makanan, bahan bakar, dan pupuk juga terus meningkat. Perubahan iklim adalah tantangan serius lainnya yang sedang kitra hadapi,” ungkap Askin.

Askin menjelaskan, demi menjawab persoalan itulah MIKTA didirikan sebagai pengelompokan lintas kawasan dari negara-negara anggota G-20 pada tahun 2013, dengan gagasan bahwa melalui kerjasama yang produktif dapat menjembatani kesenjangan antara negara maju dan berkembang dan membangun konsensus tentang isu-isu yang relevan untuk semua kawasan.

Tahun 2022, kata Askin, Turki ditunjuk sebagai ketua dan diharapkan mampu menjaga momentum kolaborasi tersebut. Salah satu prioritas yang dipilih dalam tahun ini ialah Ketahanan Pangan. Dengan diadopsinya Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 (2030 Sustainable Development Agenda), komunitas internasional telah berkomitmen untuk mengakhiri kelaparan, kerawanan pangan, dan segala bentuk kekurangan gizi. 

Namun, tutur dia, masih ada jalan panjang untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan tersebut karena, berbagai tantangan global yang telah disebutkan di atas.

“Menyadari pentingnya kerjasama internasional dalam mengatasi tantangan global pada isu-isu ini, peserta akan menyoroti perilaku gizi individu dan kelompok, hambatan yang dihadapi penyediaan makanan, perbaikan gizi, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan, serta dampak konflik, iklim perubahan, dan kelangkaan air terhadap ketahanan pangan,” paparnya.

Sementara itu, Rektor UIII, Komaruddin Hidayat menerangkan, pihaknya mengapresiasi semakin berkembangnya jaringan akademik MIKTA, pelibatan civitas akademika dalam setiap pembahasan isu-isu penting.

“Bukan hanya karena mereka mewakili suara warga yang tercerahkan, tetapi karena kami tidak ingin civitas akademika berdiri di atas menara gading. Berkaitan dengan hal tersebut,” ujarnya.

Komaruddin mengungkapkan, UIII ingin mengambil peran dalam mencari solusi yang tengah dihadapi dunia. Salah satunya, ketahanan pangan.

“UIII ingin menjadi bagian dari solusi dari berbagai permasalahan yang kita hadapi bersama saat ini, kita juga diamanatkan untuk menjadi pemerintah Indonesia untuk menjadi bagian dari civitas akademika internasional,” tutupnya. (rd/ger)

 

Jurnalis : Gerard Soeharly

Editor : Pebri Mulya

 

https://youtu.be/sA5F9shJHM4

Tags

Terkini