RADARDEPOK.COM – Banjir di Villa Pamulang, Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari Kota Depok, kembali terjadi. Kali ini, ketinggian banjir mencapai paha orang dewasa atau hampir satu meter. Kejadian seperti ini sudah bertahun-tahun terus menerus. RW12 pun meminta kepada pemerintah, agar ada solusi atau penanganan dari kejadian ini agar tidak terulang kembali.
Ketua RW12, Kriswanto mengatakan, air mulai naik sekitar pukul 4:30 WIB ke jalanan, kemudian mulai merembet ke pemukiman warga sekitar pukul 06:00 WIB.
Baca Juga : Waduh, Angkot di Depok Diduga Promosikan Judi Online
“Peristiwa ini terjadi karena luapain air Kali Angke, yang merupakan kiriman dari Bogor atau BSI. Padahal, di wilayah kami pada hari ini tidak ada hujan, tetapi dapat kiriman air dari Bogor, kemungkinan di sana terjadi intensitas hujan yang tinggi,” ucapnya kepada Radar Depok, Selasa (30/8).
Kriswanto melanjutkan, puncak ketinggian air sekitar pukul 09:00 mencapai paha orang dewasa, yang diperkirakan tinggi air mencapai satu meter, kemudian air surut sekitar pukul 11:00 WIB.
“Saat terjadinya peristiwa ini, pihak kelurahan, Taruna Siaga Bencana (Tagana), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), serta elemen masyarakat lainnya turut meninjau lokasi sekitar pukul 08:00 WIB, bantuan berupa sembako kepada warga yang terdampak pun turut diberikan,” jelasnya.
Namun, lanjut Kriswanto, yang perlu digaris bawahi adalah, banjir yang terjadi ini terus terjadi dari tahun ke tahun, dan untuk sekarang yang terdampak terdiri dari 22 blok, diantaranya RT5, RT6, RT7, dan RT8, dan dalam satu RT kurang lebih terdiri dari enam blok.
“Satu tahun bisa terjadi dua kali, atau satu bulan bisa dua kali. Apalagi ketika sedang musim hujan, tidak menutup kemungkinan banjir akan makin sering terjadi,” ungkapnya.
https://www.youtube.com/watch?v=C0yte872nSE
Kriswanto mengatakan, sudah beberapa kali dinas terkait melakukan pengerukan dan turap. Menurutnya, solusi untuk permasalahan ini bukanlah seperti itu, melainkan yang harus diperhatikan adalah hulu nya.
“Karena, kalau berkaitan air yang turun dari atas ke bawah, maka penanganan yang dilakukan seharusnya dari hulu hingga ke hilir. Acuannya adalah, ketika BSI banjir, pastinya air tersebut juga akan turun ke kami,” jelasnya.
Kriswanto mengatakan, ia kurang mengetahui sodetan mana yang harus diperbaiki. Tapi, kalau tidak ada tindakan tegas, niscaya banjir di Villa Pamulang ini akan terjadi terus menerus.
“Segala upaya dan usaha sebetulnya sudah kami coba Termasuk pengerukan kali angke, beberapa titik vital turapnya sudah ditinggikan, dan yang kami andalkan pun ketika banjir adalah pompa genset yang kami miliki di RT6,” kata Kriswanto.
Kriwanto melanjutkan, ketika terjadi genangan, pompa genset tersebut dinyalakan dan menyedot genangan-genangan air di jalan, yang kemudian dibuang ke kali angke. Namun, pompa genset yang ada sudah lama rusak.
“Kami sudah mengajukan ke Walikota Depok berulang kali, lewat pak sekel, pak lurah, pak camat, bahkan pak Sekda. Namun sampai sekarang belum kunjung ada tindakan, belum ada perbaikan sama sekali,” ungkapnya.
Bahkan, lanjut Kriswanto, sempat ada konsultan yang turun, namun sampai sekarang belum ada realisasinya. Padahal, satu-satunya yang diandalkan saaat terjadi genangan air hanyalah pompa genset yang dimiliki.