KOMPAK: Beberapa anggota KKG PAI Kecamatan Sawangan saat mendampingi siswa-siswanya di Pentas PAI Kota Depok. Foto: Pebri /Radar Depok Memiliki kesamaan dalam bidang profesi, membuat guru-guru agama di kawasan Kecamatan Sawangan mantap untuk menguatkan Kelompok kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI). Berbagai macam kegiatan dan program digulirkan untuk mempersatukan dan meningkatkan kualitas pendidikan dalam hal mata pelajaran PAI. Laporan: Pebri Mulya /Radar Depok Menjadi ajang untuk bersilaturahmi dan berbagi pengalaman dalam dunia pendidikan, itu menjadi dasar dari terbentuknya KKG PAI di Kecamatan Sawangan. Memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter yang berlandaskan keagamaan, tentunya mata pelajaran PAI sangat penting untuk diperhatikan. Ketua KKG PAI Kecamatan Sawangan, Ahmad Fikri mengatakan, KKG PAI adalah sebuah wadah untuk menyamakan dan meningkatkan kualitas PAI di Kecamatan Sawangan. Mengingat peran dari guru PAI di sekolah sangat penting, meskipun jam mengajarnya tidak sebanyak mata pelajaran yang lainnya. “Sekarang ini ada 40 anggota di KKG PAI Kecamatan Sawangan dari 23 SD negeri dan 17 SD swasta di Kecamatan Sawangan,” ucapnya kepada Radar Depok. Fikri menuturkan, ada kegiatan rutin yang diadakannya tiap tiga bulan sekali. Yakni, mengadakan kegiatan pembinaan dan pelatihan untuk guru-guru yang menjadi anggota PAI Kecamatan Sawangan. Jadi, dalam kesempatan tersebut, guru diberikan pembekalan tentang bagaimana meningkatkan kompetensi guru, untuk memajukan kualias pendidikan di kelas. “Tidak hanya itu saja, tetapi guru juga bisa saling bertukar pikiran dan pengalaman. Sehingga, permasalahan-permasalahan dalam dunia pendidikan ada solusinya,” katanya. Fikri menjelaskan, bahkan dengan adanya KKG PAI, bisa menjebatani aspirasi dari guru-guru agama dengan berbagai macam agenda dan kegiatan yang bisa untuk memajukan dunia pendidikan di Kecamatan Sawangan. Sinergi yang dibangun dengan UPT Pendidikan SD Kecamatan Sawangan pun terus berjalan dengan baik. “Ada juga beberapa pertemuan yang sifatnya situasional. Yang penting, komunikasi tetap terjalin dengan baik,” jelasnya. (*)