GELUTI : Pengrajin batik tengah membuat batik Tradjumas di Komplek BSI 2, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Selasa (01/10). FOTO : ISTIMEWA   RADARDEPOK.COM, SAWANGAN – Masyarakat Kota Depok patut berbangga dengan karya satu ini. Batik Tradjumas yang berproduksi di Komplek BSI 2, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, diminati sampai ke benua Eropa. Hal itu semakin menguatkan batik Indonesia yang berasal dari Kota Depok mampu bersaing dengan batik dari wilayah lainnya. Pendiri Batik Tradjumas, Suharno mengatakan, batik Tradjumas merupakan salah satu batik produk dari Kota Depok. Batik Tradjumas memiliki prospek yang menjanjikan di Kota Depok maupun di pasar nasional. Terlebih, batik Tradjumas telah berjalan selama tiga tahun. “Kami masih melakukan produksi secara mandiri dan kami membuka apabila ada lembaga yang ingin membantu kami,” ujar pendiri Koperasi Simpan Pinjam Makmur. Suharno menjelaskan, pihaknya memproduksi sedikitnya 500 sampai dengan 600 lembar batik yang terdiri dari batik cap dan tulis, ada juga batik printing ditiap bulannya. Atas pencapaian tersebut, pihaknya mendapatkan omset hingga Rp100 juta perbulan. Suharno mengapresasi Pemerintah Kota Depok yang memberikan dukungan dan memfasilitasi pemberdayaan pengrajin dan pasar batik. Suharno mengungkapkan, Pemerintah Kota Depok mengeluarkan motif yang menjadi ciri khas Kota Depok untuk mengembangkan kearifan lokal dikembangkan di Kota Depok, yakni batik HaKi sebanyak 26 motif pada 2017. Tidak hanya itu, terdapat jenis batik lainnya seperti, batik Tugu Sawangan, Ikan Hias Bojongsari dan batik Gong Si Bolong. Bahkan pejabat dan pegawai dilingkungan Pemerintah Kota Depok banyak yang menggunakan batik Depok. Selain itu, lanjut Suharno saat menggelar pameran banyak turis mancanegara seperti dari Eropa dan Asia yang membeli batik asal Depok. Suharno batik HaKi dibagi menjadi tiga, yaitu batik untuk sekolah dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan batik untuk umum. “Batik HaKi merupakan motif batik yang telah dipatenkan Pemerintah Kota Depok,” tutup Suharno.(rd)   Jurnalis : Dicky Agung Prihanto (IG : @iky.slank) Editor : Pebri Mulya