CARI REZEKI : Na (11) menjajakan jasanya sebagai ojek payung. FOTO : DEVINA/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, PANCORANMAS - Akhir-akhir ini Depok sering diguyur hujan. Musim hujan memang tak bersahabat bagi sebagian orang. Namun, tak demikian untuk sebagian yang lain. Musim hujan justru menjadi ladang rezeki untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Kehidupan yang keras di tengah hiruk-pikuk metropolitan tak menjadi jaminan semua orang mempunyai nasib yang baik. Kemiskinan tak mengenal berapa usia seseorang, seperti yang dirasakan bocah kecil bernama Na (11). Hujan deras kali ini mendorong kaki kecilnya untuk melangkah mencari uang. Anak ketiga dari lima bersaudara ini tak keberatan jika ia harus hujan-hujanan demi mendapatkan uang seikhlasnya dari para penumpang ojek payungnya. Anak SD yang tinggal di daerah Citayam, Depok, itu sering bertandang di Stasiun Depok, Pancoranmas. Sambil berteriak "Payung... payung.. payung.." ia menjajakan jasa payungnya bagi calon penumpang yang tak ingin kebasahan sore itu, Minggu (22/12). Berdiri bermenit-menit dengan basah kuyup, kaki tak beralaskan sendal maupun sepatu, tak menjadi alasan Na untuk menambah uang jajannya. Ibunya seorang ibu rumah tangga, sementara ayahnya pedagang sayur keliling. "Aku hati-hati kok," memastikan bahwa ia baik-baik saja. Seakan kakinya kebal terhadap beling maupun benda tajam tak terlihat, yang mungkin akan melukai kakinya saat berjalan. Ia mengaku senang mendapatkan penghasilan atas kemandiriannya. "Sehari bisa Rp50 ribu. Rp25 ribu untuk ibu, lalu Rp25 ribu lagi untuk aku jajan," katanya kepada Radar Depok. Ironisnya, ibu Na tidak marah bila ia menjadi seorang ojek payung. Sosok orang tua yang seharusnya melindungi anaknya, seakan percaya Nabila akan baik-baik saja di jalanan. (rd)   Jurnalis : Devina Editor : Pebri mulya (IG : @pebrimulya)