Minggu, 21 Desember 2025

Puluhan Sales Obat Bikin Resah di Depok

- Rabu, 3 Juni 2020 | 09:13 WIB
DIINTROGASI : Puluhan sales obat herbal dibaw ke Aula Kelurahan Grogol, karena tak mengantongi izin, Selasa (2/6). FOTO : LULU/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, GROGOL - Babinkamtibmas dan Babinsa Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo  menggiring puluhan sales obat herbal ke Aula Kelurahan Grogol, Selasa (2/6). Petugas medis yang tak mengantongi izin ini diketahui telah memeriksa kesehatan dan menjual obat ke masyarakat. Lurah Grogol, Danudi Amin menjelaskan, telah menerima laporan dari warga terkait sepak terjang, sales yang melakukan pemeriksaan kesehatan dan menjual obat. Puluhan sales itu ternyata tidak memiliki izin dari pihak terkait, dan hanya meminta data dari ketua RT. “Kami panggil puluhan sales obat itu untuk diperiksa kelengkapan surat tugas dan izin praktek pemeriksaan kesehatan. Ternyata  sales tersebut tidak memiliki izin dari Dinas Kesehatan melakukan kegiatan itu," ujar Danu kepada Radar Depok, Selasa (2/6). Dia menambahkan, selain tak mengantongi izin Dinas Kesehatan. Kegiatan sales obat itu juga sudah meresahkan warga, lantaran ada warga yang mengaku mengalami menderita sakit gatal setelah mengkonsumsi obat yang dibeli. "Kami sudah cek ke Dinkes ternyata mereka tidak memiliki izin melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan kepada warga, dan obat yang dijual juga diduga tidak terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," tegasnya. Sales obat herbal dapat membahayakan kesehatan warga, terlebih setelah dilakukan pemeriksaan peralatan yang digunakan untuk tes darah. Menurut petugas Puskesmas Limo tidak memenuhi standar operasional sebagaimana mestinya. "Mereka menggunakan Mikroskop untuk melakukan pengecekan darah dengan menggunakan satu jarum suntik untuk semua, hal ini menurut petugas Puskesmas sangat berbahaya," tegas Danu. Salah satu warga yang membeli obat herbal, H Ruming mengaku, terpaksa membeli 10 botol obat senilai Rp3,5 juta. Menurut sales, penyakit yang dideritanya berat sehingga harus mengkonsumsi beberapa jenis obat yang dijual. "Tadinya saya enggak minat, tapi kata dia penyakit saya berat dan harus beli 10 botol. Tapi ternyata setelah saya minum obat itu malah badan saya gatal gatal," kata H Ruming. Pernyataan senada dilontarkan Hajah Ijo yang terpaksa membeli 6 botol obat seharga Rp2,1 juta. "Saya disuruh beli 6 botol seharga dua juta lebih," kata dia singkat. Sementara, Asisten manajer PT Rajawali Grup Healt selaku distributor obat Herbal bermerk Colfit, Feri mengaku, belum mengantongi izin untuk melakukan kegiatan pemeriksaan dan penjualan obat di wilayah Kota Depok dengan dalih pihaknya baru melaksanakan tes market. Namun dia membantah jika obat yang dipasarkan tidak terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). "Ya, kami belum ada izin karena kami masih melakukan tes market, tapi kalau obat yang kami pasarkan terdaftar di BPOM, dan kami siap mengembalikan uang warga jika tidak jadi membeli obat kami," tegas Feri. (rd/tul)   Jurnalis : Lutviatul Fauziah (IG : @lutviatulfauziah) Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X