SUASANA : Jamaah tengah melaksanakan salat berjamaah di masjid Nurul Fiqri, Kelurahan Tugu. FOTO : LULU/RADAR DEPOK   Diberbagai sarana ibadah tentu, banyak sekali perbedaan setelah masuknya masa pandemi ini. Salah satunya harus dengan ketat memperhatikan protokol kesehatan. Laporan : Lutviatul Fauziah RADARDEPOK.COM - Di Masjid Nurul Fikri yang terletak di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis ini contohnya, untuk salat lima waktu ataupun salah Jumat mereka sangat ketat menerapkan protokol kesehatan yang ada. Setiap jamaah yang hadir, terlebih dahulu diwajibkan mencuci tangan di dekat pintu masuk yang telah disediakan oleh pengelola. Tak hanya itu, saat akan menginjakan kaki ke masjid jamaah juga terlebih dahulu di cek suhu tubuhnya untuk memastikan kondisi jamaah dalam keadaan sehat. Shaf pun diatur dengan jarak yang cukup renggang, agar satu sama lain tak saling bersentuhan. Memakai masker juga tak lupa selalu diingatkan oleh para pengelola masjid agar tetap menjaga kesehatan masing-masing. "Kapasitas Shaff  Distancing Masjid Nurul Fikri ini ruangan utama 137 Sajadah, dari kapasitas biasanya 500 orang. Tentu itu sangat berkurang banyak karena memang jarak sangat kami perhatikan," ucap DKM Masjid Nurul Fikri, Krisna Panji kepada Radar Depok. Untuk memastikan jamaah tetap dapat menjalankan ibadah dengan khusyu dan tenang, pihak DKM juga menghimbau agar jamaah yang hadir dapat membawa sajadah masing-masing. Jamaah yang ikut melaksanakan salat berjamaah pun tak sembarangan, tidak boleh siapapun ikut bergabung, mereka sangat membatasi hal itu. Jadi hanya masyarakat sekikatar saja yang diperbolehkan mengikuti berbagai pelaksanaan salat berjamaah di masjid Nurul Fikri. Sejauh protokol kesehatan ini dijalankan, masyarakat tetap antusias mengikuti berbagai rangkaian salat jamaah di masjid Nurul Fikri. Karena saat ini, bukan hanya kepentingan ibadah kepada sang khaliq saja, melainkan harus mementingkan sesama jamaah yang turut hadir ke masjid tersebut. (*)   Editor : Pebri Mulya