RADARDEPOK.COM, PONDOK PETIR - Warga Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, berbondong–bondong mendatangi halaman Masjid Jami Nurul Yaqin, di Jalan Raya Pondok Petir, tak jauh dari kantor kelurahan, Sabtu (3/4).
Mereka datang ke sana dengan membawa berliter-liter minyak goreng bekas pakai atau yang akrab disebut jelantah. Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono yang menantikan warga itu mengatakan, kedatangnan warga kesana untuk mengikuti kegiatan Inspirasi Jelantah Untuk Lingkungan Kita (Si Jelita) besutan Rumah Keluarga Indonesia (RKI) di kelurahan tersebut.
"Saya sangat apresiasi program yang luar biasa ini. Program ini harus dilakukan secara masif. Mulai dari tingkat RT, RW, sampai kota," kata Imam.
Menurutnya, melakukan pengumpulan minyak jelantah artinya sudah berkontribusi besar dalam melindungi alam. Sebab, imbuhnya, jika minyak bekas pakai dibuang ke saluran air atau tanah, dapat mencemari lingkungan.
"Saya imbau pemangku wilayah, camat, lurah dan lainnya supaya membantu sosialisasi ke warganya, agar minyak jelantah jangan dibuang tapi disedekahkan melalui RKI," katanya.
Sementara itu, Lurah Pondok Petir, Rizal Farhan turut memberikan apresiasinya kepada RKI yang telah menggas program ini. Sebab, selalin menjaga kelestarian lingkungan, program ini juga membatu warga lainya dalam memenuhi kebutuhan hidup, terutama di tengah terpaan pandemi Covid-19 ini.
“Semoga program ini bermanfaat untuk semua makhluk di bumi ini,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Ketua Panitia Peluncuran Program Tukar Minyak Jelantah, Rizki Kusumawardani menuturkan, program ini masuk dalam program ketahanan ekonomi yang ada di Komunitas RKI. Dengan tujuan membantu membangkitkan ekonomi masyarakat di tengah masa pandemi Covid-19.
Kata dia, mekanisme penukaran dilakukan setiap satu bulan sekali di tempat yang berbeda. Masyarakat dapat menukarkan minyak jelantah dengan sembako, seperti minyak goreng, sabun, hingga logam mulia.
"Minyak jelantah ini juga dapat didaur ulang menjadi lilin, sabun, dan lainnya," pungkasnya. (rd/dra)
Jurnalis : Indra Abertnego Siregar
Editor : Junior Williandro