Kopi merupakan minuman yang identik dengan penikmat musisi indie, atau yang dijuluki anak senja. Akan tetapi, kopi kerap menjadi pemicu munculnya ide dan gagasan, salah satunya ide untuk membangun wilayah Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari.
Laporan : Indra Abertnego Siregar
RADARDEPOK.COM, CURUG - Siang itu, seusai bersantap siang bersama beberapa Ketua RW di Kelurahan Curug, Lurah Curug Juanda bersama RW tersebut menuju sebuah warung kopi yang tidak jauh dari Kantor Kelurahan Curug.
Di sana, mereka memesan beberapa gelas kopi. Ada yang memesan kopi hitam tanpa diaduk, ada pula yang memsan kopi susu. Mereka mengambil tempat yang cukup luas di samping warung kopi agar dapat duduk melingkar.
“Kalau posisi duduknya kaya gini kita enak ngobrolnya,” kata Juanda, Senin (13/12).
Setelah kopi tersedia di hadapan mereka, satu persatu kopi tersebut diseruput dengan nikmatnya. Waktu yang tepat untuk mengopi memang disarankan setelah makan, menurut beberapa jurnal kesehatan.
“Selain sebagai ajang relaksasi, ngopi ini juga sebagai momen menjalin silaturahmi dan komunikasi antara pengurus lingkungan dan perangkat kelurahan,” tuturnya.
Kopi saat ini dianggap memiliki filosopi yang luas, sejalan dengan itu dengan seruputan kopi yang diminum, secara tidak langsung memacu mereka untuk melakukan dialog dan diskusi yang terbuka mengenai pembangunan di Kelurahan Curug.
“Kita ngebahas mengenai permasalahan apa saja yang ada di Kelurahan Curug, dan bagaimana solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Ini bisa terjalin berkat acara ngopi bareng ini,” bebernya.
Maka itu, tidak heran jika kegiatan ngopi bareng ini rutin dilakukan beberapa kali dalam satu minggu di internal Apratur Kelurahan Curug dan Ketua Lingkungan di Kelurahan Curug. Memang banyak gagasan tercetus lewat momen ngopi bareng tersebut.
“Selain menyehatkan fungsi hati dan juga prostat, kopi juga mempunyai manfaat lain, salah satunya perumusan masalah dan lahirnya ide-ide baru untuk membangun wilayah Kelurahan Curug, ke arah yang lebih maju,” demikian Juanda. (*)
Jurnalis : Indra Abertnego Siregar
Editor : Ricky Juliansyah
