RADARDEPOK.COM, DEPOK - Walikota Depok, Mohammad Idris menyebutkan angka stunting di Kota Depok masih adanya peningkatan angka stunting yang diakibatkan perpindahan atau migrasi dari wilayah tetangga seperti Jakarta.
"Ini permasalahnnya adalah migrasinya nih ya dateng lagi dan masuk ke Kota Depok yah tidak bisa kita tolak. Misalnya, perpindahan dari Jakarta, jadi (target) 0 persen itu yang sudah ada yang sedang kita tangani," ungkapnya kepada Radar Depok, Selasa (5/7).
Hal itu disampaikannya usai mengahadiri penilaian dari Pemrov Jabar terkait inovasi pencagahan dan penanganan stunting pada wilayah masing-masing.
"Jadi ini penilaian untuk program penurunan stunting Tahun 2021 dan dari delapan aksi yang menjadi standar evaluasi mereka," sebut Idris.
Idris mengatakan, Pemprov Jabar menekankan terkait inovasi dari masing-masing daerah dalam menghadapi persoalan stunting. Selain itu, Perwal atau Perda dan komitmen juga mendatkan porsi tersendiri dalam penilaian tersebut.
"Yang juga mereka soroti tadi terkait masalah kesertaan masalah anak-anak dalam persoalan ini dan stakeholder khususnya lemabaga profesi, akademsi dan sebagainya yang menjadi catatan merekalah," ujarnya.
Menurut dia, pihaknya telah melakukan delapan gerakan inovasi dalam menangani persoalan stunting di Kota Depok. Salah satunya melalui Depok Sukses dan Bebas Stunting Mewujudkan Kota Ramah Anak (D'Sunting Menara).
"Kasus stunting sudah terjadi penurunan dan target kita sampai tahun 2024 yang sudah di dalan RPJMD itu gak lebih dari 4 persen lah kalo memang mau nol sama sekali itu sulit ya karena migrasi itu tadi," papar Idris.
Karena itu, Idris mengajak seluruh kepala perangkat daerah untuk berperan aktif dalam menangani persoalan stunting di Kota Depok. Sebab, hal itu telah menjadi tanggung jawab bersama.
"Lurah dan para camat sebagai kaki tangan pemerintah kota tentunya harus aktif ya berkolaborasi dengan stakeholder yang ada," tandasnya. (rd/ger)
Jurnalis : Gerard Soeharly
Editor : Pebri Mulya
https://youtu.be/zeYukEUItfc