Sudarti merupakan perempuan berusia 70 tahun, seorang perantau dari Jawa Tengah yang nekat pergi ke Kota Depok satu tahun lalu ketika ditinggal suami kesayangannya, manis dan pahit dirinya temui ketika berada di Kota Depok.
Laporan : Aldy Rama
RADARDEPOK.COM - Dengan tatapan penuh harapan dirinya tampakkan saat ditemui di tepi Jalan Raya Pasir Putih, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan. Dirinya berteduh di bawah terpal hijaunya yang ditemani barang dagangannya berupa pisang, jamu merah, jambu air, belimbing, dan petai.
Sudarti merupakan asli orang Jawa Tengah yang bertempat tinggal di Jalan Lorong 1, Kelurahan Tempelan, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora. Kini dirinya tinggal di kontrakan mungilnya bersama anak semata wayangnya di Jalan Abdul Wahab, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Sawangan.
Dirinya memang biasa berjualan di tepi Jalan Raya Pasir Putih yang bersebrangan dengan salah satu produk air isi ulang, perjalanan dari kontrakan menuju tempat dagangnya bermula menggunakan ojek pangkalan langganan yang biasa ia tumpangi.
“Saya biasa ke sini naik ojek pangkalan langganan yang biasa saya tumpangi, kadang mereka menawarkan dengan sukarela tanpa perlu saya bayar,” ucapnya dengan logat jawanya yang kental.
Tekadnya selalu kuat untuk bertahan hidup, dirinya berjualan setiap hari di lokasi yang sama dari pukul 07:00 sampai 17:00 WIB, dengan barang dagangan yang sama untuk dijajakan kepada warga sekitar yang lewat.
Saat berjualan, dirinya kerap kali mendapat bantuan dari warga-warga yang lewat berupa makanan yang setiap harinya selalu ia dapatkan. Dagangannya memang diakunya kurang laku, tapi bantuan masyarakat sekitar lah yang menghidupinya dengan memberikan bantuan dengan berbagai makanan maupun uang.
“Alhamdulillah di sini masih banyak orang baik, mereka-mereka selalu memberi bantuan entah berupa makanan maupun uang, mungkin karena usia saya yang sudah senja ini menjadi faktor warga sekitar mau membantu saya,” ungkapnya.
Di tengah perbincangan, kepahitan ketika singgah di Depok pun pernah ia rasakan. Sudarti mendapat musibah dengan pencurian dengan modus hipnotis sebanyak dua kali hingga menyebabkan kehilangan harta benda yang menurutnya berharga.
“Empat bulan yang lalu, sadar tidak sadar pundak saya ditepuk dua kali oleh orang yang saya kira ingin membeli, pas sudah sadar tas yang ada di samping saya hilang dan di dalamnya terdapat uang senilai Rp800 ribu, cincin emas, Kartu Keluarga, dan KTP juga hilang,” ucap Sudarti.
Uang senilai Rp800 ribu tersebut merupakan tabungannya yang dirinya dapat dari warga sekitar, sangat tidak diduga-duga hal seperti ini menimpa seorang perempuan paruh baya yang tengah berjuang untuk kehidupannya.
Nasib malangnya kembali terjadi dua bulan lalu dengan modus yang hampir sama, sudarti menuruti setiap permintaan dari orang yang ia kira hendak membeli hanya dengan tepukan di pundak serta kehilangan dua buah melon, dua semangka, serta uang Rp100 ribu yang diletakkan di lacinya.
“Saya tidak tahu itu pelaku yang sama atau bukan tapi kalau menurut penjaga toko di sebrang, mereka bilang saya seperti orang linglung, kemudian dibantu dengan disuguhkan air mineral dan dimintai keterangan soal kejadian sama mereka,” jelasnya.