RADARDEPOK.COM - Kebijakan penanaman Taman Obat Keluarga (toga) yang sempat booming beberapa waktu lalu, belakangan mulai tak terdengar kabarnya. Padahal, toga selain berfungsi sebagai penyedia obat, sekaligus berupa tanaman berestetika yang memenuhi kriteria keindahan pekarangan.
Laporan : Andika Eka Maulana
Walaupun berita tentang toga mulai jarang terdengar, namun Lurah Pondok Jaya, Nurman Hakim memastikan warga di kelurahan yang dipimpinnya tetap menghadirkan toga di areal kediaman mereka.
“Harus diakui, belakangan toga memang agak meredup informasinya. Namun demikian, toga tetap ada dan diberdayakan oleh warga Pondok Jaya,” katanya memastikan.
toga yang antara lain terdiri dari kunyit, kencur, seledri, daun dewa, daun kemangi, lidah buaya dan sebagainya, menurut Pak Lurah ini tetap dibutuhkan.
“Secara umum, masyarakat sudah mengenal apa itu toga dan apa fungsi toga itu sendiri. Namun yang menjadi persoalan, tak banyak warga yang mengerti bagaimana caranya menjadikan toga itu sebagai ramuan herbal dan apa saja manfaatnya secara detail,” imbuhnya.
menurut Nurman, sangat membutuhkan pemahaman yang lebih detail tentang toga terkait manfaat, kegunaan dan cara pengolahannya. Selain itu yang terpenting, warga membutuhkan pendamping yang bisa meedukasi mereka akan toga itu sendiri.
“Inilah yang menurut saya titik persoalannya, warga tahu dengan toga, tahu sedikit banyak akan kegunaannya. Namun bisa dikatakan awam dalam pengolahannya,” ucapnya.
Jangan sampai ketidakmengertian itu kata Nurman, justru menimbulkan persoaalan baru. Misalnya, toga yang harusnya dimasak di tempayan oleh masyarakat justru dimasak di panci. Air yang harusnya sedikit, justru banyak.
“Menyadari kondisi ini, pemerintah kelurahan Pondok Jaya dalam waktu dekat akan melaksanakan pelatihan pengolahan toga dan sekaligus memberikan pendampingan kepada masyarakat setempat,” imbuhnya.
Nurman meyakini, dengan mengoptimalkan keberadaan toga, selain tingkat kesehatan masyarakat meningkat, pekarangan lebih indah dan bewarna, pun masyarakat mendapatkan edukasi yang baik tentang toga. (*)
Jurnalis : Andika Eka
Editor : Indra Siregar