Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) tidak pernah pandang bulu dalam merapikan penataan ruang, sesuai dengan namanya. Regu yang dikerahkan oleh dinas tersebut terbilang profesional hingga bisa melakukan pekerjaan yang cukup berat di luar sana.
Laporan : Aldy Rama
RADARDEPOK.COM - Keringat yang bercucuran di badan tak pernah mereka hiraukan. Nafas yang terengah-engah menjadi saksi lelahnya mereka ketika bekerja, sebagai regu DPUPR. Sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) mereka, berbagai kegiatan dalam bidang penataan ruang seperti pembabatan tumbuhan liar, pemeliharaan jalan maupun berbagai kegiatan penataan ruang lainnya yang menjadi tanggung jawab mereka.
Empat orang sebagai regu DPUPR terlihat begitu semangat membabat tumbuhan liar yang ada di Jalan Raya Sawangan, Kelurahan rangkapanjaya, Kecamatan pancoranmas. Lokasi persisnya berada di samping Kantor Kelurahan rangkapanjaya yang ditutup tembok pembatas jalan.
Kepala Regu Dinas PUPR, Rudi Amanto mengatakan, lahan yang ia babat merupakan pengandalian tanaman atau tumbuhan liar, dengan ketinggian rumput yang bervariasi.
“Mungkin karena sudah lama dibiarkan, tumbuhan liar di sini memiliki ketinggian yang bervariasi, dari satu meter, setengah meter, 20 centimeter (cm) hingga 10 cm, yang jelas ukurannya tidak menentu alias bervariasi,” jelasnya seraya memotong rumput dengan menggunakan aritnya.
Rudi mengungkapkan, lahan sekitar 700 meter dengan tumbuhan liar ia babat dari samping pintu masuk TOL Sawangan hingga ke samping Kelurahan rangkapanjaya, dengan mengerahkan 12 personelnya.
Namun, karena keputusan dari pusat untuk membabat tumbuhan liar disejumlah area lainnya. Akhirnya mereka membagi dua kelompok, dan Rudi bersama tiga rekannya membabat tumbuhan liar di samping Kantor Kelurahan rangkapanjaya.
Sedangkan tujuh personel lainnya membabat tumbuhan liar di tepi Jalan Raya Sawangan, Kelurahan rangkapanjaya, Kecamatan pancoranmas. Lebih jelasnya, berdekatan dengan dealer Honda Motocare depok.
“Pembagian tugas dilakukan untuk mencari volume rumput liar sesuai dengan arahan dari pusat. Pembabatan tumbuhan liar ini kemungkinannya sebagai penyambung TOL Sawangan atau pelebaran jalan untuk ke depannya,” ungkap Rudi.
Alat yang digunakan pun terbilang sederhana. Cukup menggunakan arit, mesin potong rumput, golok dan garpu tanah. Namun, ia mengungkapkan terdapat kendala dalam memangkas tumbuhan liar yang berlangsung.
“Kendalanya ada di bahan bakar untuk mesin potong rumput yang menggunakan bensin, karena kami tidak bisa membeli bensin menggunakan jerigen ke SPBU. Dalam empat jam penggunaan mesin potong rumput, akhirnya kami menggunakan alat secara manual,” demikian Rudi. (*)
Editor : Ricky Juliansyah